Rabu, 12 Maret 2014

PROPOSAL DENGAN METODE ASSURE



PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN ASSURE
TERHADAP KETERAMPILAN BELAJAR BIOLOGI PADA SISWA KELAS X BIOLOGI SMA NEGERI 3 SUMBAWA BESAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

UNSA FKIPPROPOSAL




Oleh :
SRI ENDANG SATRIANI
11.01.14.0182

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDKAN (FKIP)

UNVERSITAS SAMAWA (UNSA)

SUMBAWA BESAR

TAHUN 2013/2014


KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya  sehingga penulis dapat menyusun Proposal yang berjudul. “PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN ASSURE TERHADAP KETERAMPILAN BELAJAR BIOLOGI PADA SISWA KELAS X BIOLOGI SMA NEGERI 3 SUMBAWA BESAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014”. dapat terselesaikan dengan baik.
 Dalam penyusunan Proposal ini  penulis banyak mendapatakan bantuan, bimbingan dan saran-saran dari berbagai pihak,  untuk itu   ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat:
1.      Drs. I Made Sentaya, M.Pd selaku Dosen pembina mata kuliah metode penelitian yang telah dengan sabar memberikan bimbingan selama pelaksanaan perkuliahan sehingga  penyelesaian proposal ini dapat terselesaikan.
2.      Kepada keluarga saya tercinta yang telah memberikan kasih sayang, do’a, motivasi, pengertian, kesabaran, dan pengorbanan tak terhingga, sehingga pelaksanaan perkuliahan selama ini  dapat terlaksana
3.      Semua teman-teman seperjuangan angkatan 2011 jurusan Biologi fakultas keguruan dan ilmu pendidikan (FKIP) yang telah banyak memberikan bantuan, motivasi dan kebersamaan harapan saya semoga kita semua segera dapat menyelesaikan Studi S1 ini dengan tepat waktu.

                                                               Sumbawa Besar,  27 Januari 2014
                                                                                               
                                                                        Penulis,

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL                        
KATA PENGANTAR....................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................ ii            
BAB I   PENDAHULUAN.................................................................. 1
1.1. Latar Belakanng..................................................................... 1
1.2. Identifikasi masalah............................................................... 4
1.3.Batasan Masalah..................................................................... 4
1.4.Rumusan Masalah................................................................... 5
1.5.Tujuan Penelitian.................................................................... 5
1.6. Manfaat Penelitian................................................................. 5

BAB II  LANDASAN TEORI............................................................ 7                      
2.1.Tinjauan Teori Model Pembelajaran Assure....................... 7
2.1.1. Pengertian Model Pembelajaran Assure...................... 7
2.1.2. Ciri Model Pembelajaran Assure.................................. 8
ii
2.1.3. Langkah Model Pembelajaran Assure......................... 8
2.2.Tinjauan Keterampilan Belajar............................................. 15
2.2.1.Pengertian Keterampilan Belajar.................................. 16
2.2.2. Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Belajar.... 16
2.3. Kerangka Berfikir.................................................................. 18
2.4. Hipotesis Penelitian................................................................. 19
BAB 111 METODE PENELITIAN................................................... 20
3.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian............................................ 20
3.2. Subjek Penelitian..................................................................... 22
3.2.1.      Populasi Penelitian........................................................ 22
3.2.2.       Sampel Penelitian......................................................... 22
3.3. Teknik Pengumpulan Data.................................................... 23
3.4. Instrumen................................................................................. 24
3.5. Teknik Analisis Data............................................................... 25
3.5.1. Uji Prasyarat......................................................................... 25
3.5.2.  Analisis Data......................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA


ii


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.            Latar  Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam  peningkatan kualitas sumberdaya manusia, baik sosial, spiritual, intelektual, maupun professional. Upaya peningkatan kualitas pendidikan menjadi prioritas utama dari program pendidikan nasional saat ini, peningkatan kualitas pendidikan bukan hanya menjadi tugas pemerintah,  tetapi merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Proses peningkatan kualitas pendidikan adalah upaya yang komplek karena menyangkut perencanaan, pendanaan dan pengelolaan proses pembelajaran.
Tujuan proses belajar mengajar secara ideal yaitu agar semua peserta didik dapat menguasai bahan ajar secara maksimal. Namun ternyata masalah yang masih banyak diperbincangkan adalah rendahnya mutu pendidikan yang tercermin dari rendahnya rata-rata hasil belajar. Selain itu, dalam pelaksanaan masih ada anggapan bahwa siswa dalam satu kelas mempunyai kemampuan dan cara belajar yang sama. Dengan pengajaran klasikal yang melihat sejumlah peserta didik dengan pemberian pengajaran yang sama, tentu saja tidak sejalan dengan asas bahwa anak itu secara individual berbeda-beda dalam kemampuan dasarnya, minat, kecepatan, dan lamban belajarnya. Perbedaan individual peserta didik semacam itu perlu mendapat perhatian guru di kelas apabila mereka mengharapkan agar setiap anak dapat berhasil, yaitu dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya secara penuh (Suryosubrato, 2002:79).
Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Sebuah proses belajar mempunyai unsur-unsur yang penting di dalamnya yang berpengaruh terhadap hasil belajar itu sendiri. Dalam suatu proses belajar pasti ada hambatan-hambatan dan masalah yang dihadapi oleh siswa. Masalah-masalah tersebut dapat diminimalisir dengan berbagai cara atau metode. Salah satunya adalah dengan cara menguasai keterampilan-keterampilan belajar.
Keterampilan belajar dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan individu dalam aspek terpenting dalam belajar; pertama untuk lebih memahami konsep  belajar untuk belajar, dan yang kedua menekankan implikasi praktis dari konsep tersebut pada aplikasi nyata dalam aktivitas sehari-hari seperti proses belajar mengajar, training, konseling, pengembangan program dan melaksanakan program di dalam lingkup akademik (Djamal, 2006 : 10).
Menurut teori humanistik (Asri, 2004:107) proses belajar harus dimulai dan ditunjukan untuk kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri. Dengan demikian, sekolah sebagai lembaga pendidikan berkewajiban memberikan kesempatan belajar seluas-luasnya kepada setiap siswa (individu) untuk mengembangkan dirinya (self realization) seoptimal mungkin sesuai dengan potensi yang dimilikinya dan sesuai pula dengan situasi lingkungan yang tersedia.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari pihak sekolah di SMA Negeri 3 Sumbawa Besar, pada umumnya siswa memiliki kesulitan dalam penguasaan konsep atau teori. Siswa juga cenderung hanya mengetahui teori atau konsepnya namun, mereka kesulitan jika harus menjelaskan hasil dari pembelajaran tersebut, sehingga terkesan siswa memiliki kesulitan untuk dapat menerapkan konsepnya dan susah untuk mengartikan konsep yang dipelajarinya. Untuk itu, dalam proses pembelajaran sangatlah dibutuhkan adanya keseimbangan antara penguasaan konsep dengan keterampilan dalam belajar.
Dalam proses pembelajaran, guru lebih sering menggunakan teknik diskusi maupun ceramah dalam menyampaikan materi, namun setelah kegiatan belajar mengajar berakhir, masih ada siswa yang tidak menguasai materi pembelajaran dengan baik, dan masih terdapat siswa yang mengalami kesulitan dalam belajarnya. Hal ini dapat menyebabkan perubahan sikap pada siswa itu sendiri, misalnya siswa menjadi tidak senang, malas belajar, serta acuh terhadap pelajaran tersebut, sehingga siswa tidak akan dapat mengembangkan aktivitas belajarnya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, guru harus bekerja lebih keras mencari cara untuk mengoptimalkan kegiatan belajar yang terarah pada tujuan yang diharapkan. Salah satu caranya adalah dengan mencari stategi atau teknik yang cocok untuk pembelajaran tersebut.
Setiap siswa adalah individu yang unik, yang mempunyai tingkat ke mampuan, minat, dan bakat yang berbeda-beda. Guru yang mempunyai tingkat kesabaran yang tinggi akan dapat menunjukan kepada siswa-siswinya bahwa semua orang mampu mempelajari sesuatu (termasuk materi pelajaran di kelas), walaupun dengan alokasi waktu dan upaya yang berbeda beda. Dengan keterampilan belajar ini mengakui  dan mengakomodasi semua siswa dengan berbagai tingkat kemampuan, minat dan bakat tadi asal diberi kondisi belajar yang sesuai.
Mengingat setiap siswa mempunyai kecepatan dan kemampuan yang berbeda-beda, tentunya waktu yang dibutuhkan seorang siswa untuk mencapai tarap penguasaan dalam menguasai suatu keterampilan akan berlainan. Siswa yang mengalami kemajuan yang sangat lambat membutukan perhatian, pengulangan dan pembelajaran ekstra dari guru. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “pengaruh penggunaan model pembelajaran assure terhadap keterampilan belajar biologi siswa  kelas X SMA Negeri 3 Sumbawa Besar Tahun Pelajaran 2013/2014”.



1.2.            Identifikasi Masalah
Adapun beberapa permasalahan yang ditemukan dalam melakukan penelitian ini adalah :
1.2.1.      Pada umumnya siswa memiliki kesulitan dalam penguasaan konsep dasar dari keterampilan belajar.
1.2.2.      Metode yang digunakan guru masih bersifat teacher center, siswa hanya menerima apa yang disampaikan guru sehingga siswa yang mengalami kemajuan yang sangat lambat membutukan perhatian, pengulangan dan pembelajaran ekstra dari guru.
1.3.      Batasan Masalah
Berdasarkan uraian indentifikasi diatas, ternyata banyak faktor yang mempengaruhi penguasaan konsep dasar keterampilan belajar siswa, akan tetapi tidak semua faktor dapat diteliti, karena keterbatasan biaya, waktu, fasilitas dan kemampuan peneliti. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti dapat membatasi dengan :
1.3.1.      Obyek Penelitian
Obyek dalam penelitian ini adalah pengaruh penggunaan model pembelajaran assure terhadap keterampilan belajar biologi siswa  kelas X SMA Negeri 3 Sumbawa Besar Tahun Pelajaran 2013/2014.
1.3.2.      Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X semester I pada mata pelajaran biologi SMA Negeri 3 Sumbawa Besar Tahun Pelajaran 2013/2014.
1.4.      Rumusan Masalah
Merujuk pada urian dalam latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu apakah ada pengaruh penggunaan model pembelajaran assure terhadap keterampilan belajar biologi siswa  kelas X SMA Negeri 3 Sumbawa Besar Tahun Pelajaran 2013/2014?
1.5.      Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penggunaan model pembelajaran assure terhadap keterampilan belajar biologi siswa  kelas X SMA Negeri 3 sumbawa besar tahun pelajaran 2013/2014.
1.6.      Manfaat Penelitian
1.6.1.      Manfaat Teoritis
Dari hasil penelitian ini dapat menjadi bahan acuan dalam pembinaan pelaksanaan pendidikan dengan diterapkannya metode pembelajaran assure dalam penguasaan konsep dasar keterampilan belajar.
Dapat menambah ilmu pengetahuan khususnya tentang pemilihan metode yang tepat dalam proses ngajar mengajar yang berdampak pada mutu pendidikan sehingga mampu bersaiang dan menjawab tantangan zaman.
1.6.2.      Manfaat Praktis
1.6.2.1.                        Bagi Siswa
Model Pembelajaran assure diharapkan mampu meningkatkan penguasaan konsep dasar keterampilan belajar pada siswa SMA negeri 3 Sumbawa Besar.
1.6.2.2.     Bagi Guru
Memberi pengalaman dan mendorong guru untuk lebih kreatif dalam memberikan materi kepada siswa melalui sumber belajar yang digunakan.
1.6.2.3. Bagi Peneliti Lain
Sebagai bahan informasi atau rujukan dalam melakukan penelitian lain yang berkaitan dengan belajar menggunakan metode assure.









BAB 11
LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan Teori Model Pembelajaran Assure
Model ASSURE adalah model pembelajaran yang dapat digunakan untuk jenis media yang tepat dalam proses pembelajaran. Model ini dikembangkan untuk menciptakan aktivitas pembelajaran yang efektif dan efisien, khususnya pada kegiatan pembelajaran yang menggunakan media dan teknologi. Model ini, berorentasi pada KBM. Strategi pembelajarannya melalui pemilihan dan pemanfaatan metode, media, bahan ajar, serta peran serta pembelajar di lingkungan belajar.Assure model di desain untuk membantu Guru dalam merancang rencana pembelajaran yang terintegrasi dan efektif dengan menggunakan teknologi dan Media dalam kelas (Erlina : 2005).
2.1.1.Pengertian Model Pembelajaran Assure
Menurut Heinich (1996) Model ASSURE adalah pedoman umum untuk langkah di dalam proses perencanaan. yang secara umum ada enam langkah yaitu: Analyze Learner (Analisis Siswa), State Objektive (Menentukan Tujuan), Select Methodes, Media, materials (Memilih Metode, Media dan Materi), Utilize Media and Material (Menggunakan Media dan Materi), Require Learner Participation (Membutuhkan partisipasi siswa) dan Evaluate and Revise ( Evaluasi dan Revisi).
Menurut Amana (2011) model ASSURE adalah salah satu petunjuk dan perencanaan yang bisa membantu untuk bagaimana cara merencanakan, mengidentifikasi, menentukan tujuan, memilih metode dan bahan, serta evaluasi.
Menurut Erlinna (2005) Model ASSURE adalah model pembelajaran yang dapat digunakan untuk jenis media yang tepat dalam proses pembelajaran. Model ini dikembangkan untuk menciptakan aktivitas pembelajaran yang efektif dan efisien, khususnya pada kegiatan pembelajaran yang menggunakan media dan teknologi.
2.1.2. Ciri Model Pembelajaran Assure
Model ASSURE dicetuskan oleh Heinich, dkk. Sejak tahun 1980-an, dan terus dikembangkan oleh Smaldino, dkk. Hingga sekarang (Dewi Salma Prawiradilaga, 2007). Satu hal yang perlu dicermati dari model ASSURE ini, walaupun berorientasi pada Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), model ini tidak menyebutkan strategi pembelajaran secara eksplisit. Strategi pembelajaran dikembangkan melalui pemilihan dan pemanfaatan metode, media, bahan ajar, serta peran serta peserta didik di kelas.
Model pembelajaran ASSURE sangat membantu dalam merancang program dengan menggunakan berbagai jenis media. Model ini menggunakan beberapa langkah, yaitu Analyze Learners, State Objectives, Select Methods, Media and Materials, Utilize Media and Materials, Require Learner Participation, dan Evaluate and Revise. Kesemua langkah itu berfokus untuk menekankan pengajaran kepada peserta didik dengan berbagai gaya belajar, dan konstruktivis belajar dimana peserta didik diwajibkan untuk berinteraksi dengan lingkungan mereka dan tidak secara pasif menerima informasi.
        Secara sederhana manfaat dari model ASSURE Sederhana, relatif mudah untuk diterapkan. 1. Karena sederhana, maka dapat dikembangkan sendiri oleh pengajar. 2. Komponen KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) lengkap. 3. Peserta didik dapat dilibatkan dalam persiapan untuk KBM.
2.1.3. Langkah-langkah Penerapan Model Pembelajaran Assure
2.1.3.1. ANALYZE LEARNER  (Analisis Pembelajar)

Tujuan utama dalam menganalisa termasuk pendidik dapat menemui kebutuhan belajar siswa yang urgen sehingga mereka mampu mendapatkan tingkatan pengetahuan dalam pembelajaran secara maksimal. Analisis pembelajar meliputi tiga faktor kunci dari diri pembelajar yang meliputi : 1. General Characteristics (Karakteristik Umum) ; Karakteristik umum siswa dapat ditemukan melalui variable yang konstan, seperti, jenis kelamin, umur, tingkat perkembangan, budaya dan faktor sosial ekonomi serta etnik. Semua variabel konstan tersebut, menjadi patokan dalam merumuskan strategi dan media yang tepat dalam menyampaikan bahan pelajaran. 2. Specific Entry Competencies ( Mendiagnosis kemampuan awal pembelajar) ; Penelitian yang terbaru menunjukkan bahwa pengetahuan awal siswa merupakan sebuah subyek patokan yang berpengaruh dalam bagaimana dan apa yang dapat mereka pelajari lebih banyak sesuai dengan perkembangan psikologi siswa (Smaldino dari Dick,carey& carey,2001). Hal ini akan memudahkan dalam merancang suatu pembelajaran agar penyamapain materi pelajaran dapat diserap dengan optimal oleh peserta didik sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. 3. Learning Style (Gaya Belajar) ; Gaya belajar yang dimiliki setiap pembelajar berbeda-beda dan mengantarkan peserta didik dalam pemaknaan pengetahuan termasuk di dalamnya interaksi dengan dan merespon dengan emosi ketertarikan terhadap pembelajaran. Terdapat tiga macam gaya belajar yang dimiliki peserta didik, yaitu: 1). Gaya belajar visual (melihat) yaitu dengan lebih banyak melihat seperti membaca. 2). Gaya belajar audio (mendengarkan), yaitu belajar akan lebih bermakna oleh peserta didik jika pelajarannya tersebut didengarkan dengan serius, 3). Gaya belajar kinestetik (melakukan), yaitu pelajaran akan lebih mudah dipahami oleh peserta didik jika dia sudah mempraktekkan sendiri.
2.1.3.2. STATE STANDARDS AND OBJECTIVES (Menentukan Standard Dan Tujuan)
Langkah selanjutnya dalam ASSURE model adalah merumuskan tujuan dan standar. Dengan demikian diharapkan peserta didik dapat memperoleh suatu kemampuan dan kompetensi tertentu dari pembelajaran. Dalam merumuskan tujuan dan standar pembelajaran perlu memperhatikan dasar dari strategi, media dan pemilihan media yang tepat. 1. Pentingnya Merumuskan Tujuan dan Standar dalam Pembelajaran ; Dasar dalam penilaian pembelajaran ini menujukkan pengetahuan dan kompetensi seperti apa yang nantinya akan dikuasai oleh peserta didik. Selain itu juga menjadi dasar dalam pembelajaran siswa yang lebih bermakna. Sehingga sebelumnya peserta didik dapat mempersiapkan diri dalam partisipasi dan keaktifannya dalam pembelajaran.
Ada beberapa alasan mengapa tujuan perlu dirumuskan dalam merancang suatu program pembelajaran seperti yang dijelaskan oleh Wina Sanjaya (2008 : 122-123) berikut ini : 1). Rumusan tujuan yang jelas dapat digunakan untuk mengevaluasi efektifitas keberhasilan proses pembelajaran. 2). Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai pedoman dan panduan kegiatan belajar siswa. 3). Tujuan pembelajaran dapat membantu dalam mendesain sistem pembelajaran. 4).Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai kontrol dalam menentukan batas-batas dan kualitas pembelajaran. 2. Tujuan Pembelajaran yang Berbasis ABCD ; Menurut Smaldino,dkk.,setiap rumusan tujuan pembelajaran ini haruslah lengkap. Kejelasan dan kelengkapan ini sangat membantu dalam menentukan model belajar, pemanfaatan media dan sumber belajar berikut asesmen dalam KBM.  Rumusan baku ABCD tadi dijabarkan sebagai berikut: 1). Audience ; Pebelajar atau peserta didik dengan segala karakterisktiknya. Siapa pun peserta didik, apa pun latar belakangnya, jenjang belajarnya, serta kemampuan prasyaratnya sebaiknya jelas dan rinci. 2). Behavior ; Perilaku belajar yang dikembangkan dalam pembelajaran. Perlaku belajar mewakili kompetensi, tercermin dalam penggunaan kata kerja. Kata kerja yang digunakan biasanya kata kerja yang terukur dan dapat diamati. 3). Conditions ; Situasi kondisi atau lingkungan yang memungkinkan bagi pebelajar dapat belajar dengan baik. Penggunaan media dan metode serta sumber belajar menjadi bagian dari kondisi belajar ini. Kondisi ini sebenarnya menunjuk pada istilah strategi pembelajaran tertentu yang diterapkan selama proses belajar mengajar berlangsung. 4). Degree ; Persyaratan khusus atau kriteria yang dirumuskan sebagai dibaku sebagai bukti bahwa pencapaian tujuan pembelajaran dan proses belajar berhasil. Kriteria ini dapat dinyatakan dalam presentase benar (%), menggunakan kata-kata seperti tepat/benar, waktu yang harus dipenuhi, kelengkapan persyaratan yang dianggap dapat mengukur pencapaian kompetensi. Ada empat kategori pembelajaran. A. Domain Kognitif, belajar melibatkan berbagai kemampuan intelektual yang dapat diklasifikasikan baik sebagai verbal / informasi visual atau sebagai ketrampilan intelektual. B. Domain Afektif, pembelajaran melibatkan perasaan dan nilai-nilai. C. Motor Domain Skill, Dalam domain ketrampilan motorik, pembelajaran melibatkan atletik, manual, dan ketrampilan seperti fisik. D. Domain Interpersonal, Belajar melibatkan interaksi dengan orang-orang. 3. Tujuan Pembelajaran dan Perbedaan Individu ; Berkaitan dengan kemampuan individu dalam menuntaskan atau memahami sebuah materi yang diberikan. Individu yang tidak memiliki kesulitan belajar dengan yang memiliki kesulitan belajar pasti memiliki waktu ketuntasan terhadap materi yang berbeda. Untuk mengatasi hal tersebut, maka timbullah mastery learning (kecepatan dalam menuntaskan materi tergantung dengan kemampuan yang dimiliki tiap individu.
2.1.3.3. SELECT STRATEGIES, TECHNOLOGY, MEDIA, AND MATERIALS (Memilih, Strategi, Teknologi, Media dan Bahan ajar)
Langkah selanjutnya dalam membuat pembelajaran yang efektif adalah mendukung pemblajaran dengan menggunakan teknologi dan media dalam sistematika pemilihan strategi, teknologi dan media dan bahan ajar. 1. Memilih Strategi Pembelajaran ; Pemilihan strategi pembelajarn disesuaikan dengan standar dan tujuan pembelajaran. Selain itu juga memperhatikan gaya belajar dan motivasi siswa yang nantinya dapat mendukung pembelajaran. Strategi pembelajaran dapat mengandung ARCS model (Smaldino dari Keller,1987). ARCS model dapat membantu strategi mana yang dapat membangun  Attention  (perhatian) siswa, pembelajaran berhubungan yang Relevant dengan keutuhan dan tujuan, Convident , desain pembelajaran dapat membantu pemaknaan pengetahuan oleh siswa dan Satisfaction dari usaha belajar siswa.
Strategi pembelajaran dapat terlebih dahulu menentukan metode yang tepat. Beberapa metode yang dianjurkan untuk digunakan ialah (Dewi Salma Prawiradilaga, 2007): 1). Belajar Berbasis Masalah (problem-based learning) ; Metode belajar berbasis masalah melatih ketajaman pola pikir metakognitif, yakni kemampuan stratregis dalam memecahkan masalah. 2). Belajar Proyek (project-based learning) ; Belajar proyek adalah metode yang melatih kemampuan pebelajar untuk melaksanakan suatu kegiatan di lapangan. Proyek yang dikembangkan dapat pekerjaan atau kegiatan sebenarnya atau berupa simulasi kegiatan. 3). Belajar Kolaboratif Metode belajar kolaboratif ditekankan ; agar pebelajar mampu berlatih menjadi pimpinan dan membina koordinasi antar teman sekelasnya. 2. Memilih Teknologi dan Media yang sesuai dengan Bahan Ajar ; Kata Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar. Menurut Lesle J.Brigges dalam Sanjaya (2008 : 204) menyatakan bahwa media adalah alat untuk perangsang bagi peserta didik dalam proses pembelajaran. Selanjutnya Rossi dan Breidle dalam Sanjaya (2008 : 204) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya. Sedangkan menurut Gerlach, media bukan hanya berupa alat atau bahan saja, tetapi hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan. Media itu meliputi orang, bahan, peralatan atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Bentuk media adalah bentuk fisik dimana sebuah pesan digabungkan dan ditampilkan. Bentuk media meliputi, sebagai contoh, diagram (gambar diam dan teks) slide ( gambar diam lewat proyektor) video (gambar bergerak dalam TV), dan multimedia komputer (grafik, teks, dan barang bergerak dalam TV) Setiap media itu mempunyai kekuatan dan batasan dalam bentuk tipe dari pesan yang bisa direkam dan ditampilkan. Memilih sebuah bentuk media bisa menjadi sebuah tugas yang kompleks-merujuk kepada cakupan yang luas dari media yang tersedia, keanekaragaman siswa dan banyak tujuan yang akan dicapai.Memilih format media dan sumber belajar yang disesuaikan dengan pokok bahasan atau topik. Peran media pembelajaran menurut Smaldino. 3. Memilih , Mengubah, dan Merancang Materi ; 1). Memilih Materi yang tersedia : Melibatkan Spesialis Teknologi/Media dan Menyurvei Panduan Referensi Sumber dan Media. 2). Mengubah Materi yang ada. 3). Merancang Materi Baru
2.1.3.4. UTILIZE TECHNOLOGY, MEDIA AND MATERIALS (Menggunakan Teknologi, Media dan Bahan Ajar)
Sebelum memanfaatkan media dan bahan yang ada, sebaiknya  mengikuti langkah-langkah seperti dibawah ini,yaitu: Mengecek bahan (masih layak pakai atau tidak), Mempersiapkan bahan, Mempersiapkan lingkungan belajar, Mempersiapkan pembelajar, dan Menyediakan pengalaman belajar (terpusat pada pengajar atau pembelajar).
Preview materi ; Pendidik harus melihat dulu materi sebelum mennyampaikannya dalam kelas dan selama proses pembelajaran pendidik harus menentukan materi yang tepat untuk audiens dan memperhatikan tujuannya.
Siapkan bahan ; Pendidik harus mengumpulkan semua materi dan media yang dibutuhkan pendidik dan peserta didik. Pendidik harus menentukan urutan materi dan penggunaan media. Pendidik harus menggunakan media terlebih dahulu untuk memastikan keadaan media.
Siapkan lingkungan ; Pendidik harus mengatur fasilitas yang digunakan peserta didik dengan tepat dari materi dan media sesuai dengan lingkungan sekitar.
 Peserta didik ; Memberitahukan peserta didik tentang tujuan pembelajaran. Pendidik menjelaskan bagaimana cara agar peserta didik dapat memperoleh informasi dan cara mengevaluasi materinya.
Memberikan pengalaman belajar ; Mengajar dan belajar harus menjadi pengalaman. Sebagai guru kita dapat memberikan pengalaman belajar seperti : presentasi di depan kelas dengan projector, demonstrasi, latihan, atau tutorial materi.
2.1.3.5. REQUIRE LEARNER PARCIPATION (Mengembangkan Partisipasi Peserta Didik)
            Tujuan utama dari pembelajaran adalah adanya partisipasi siswa terhadap materi  dan media yang kita tampilkan. Seorang guru pada era teknologi sekarang dituntut untuk  memiliki pengalaman dan praktik menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi ketimbang sekedar memahami dan member informasi kepada siswa. Ini sejalan dengan gagasan konstruktivis bahwa belajar merupakan proses mental aktif yang dibangun berdasarkan pengalaman yang autentik, diman para siswa akan menerima umpan balik informative untuk mencapai tujuan mereka dalam belajar. 1.    Latihan Prnggunaan Teknologi ; 1). Teknologi sebagai Perkakas Teknologi. 2). Teknologi sebagai Perangkat Komunikasi. 3). Teknologi sebagi Perangkat Penelitian. 4). Teknologi sebagai Perangkat Penyelesaian Masalah dan Pengambilan Keputusan. 5). Menggunakan Peranti Lunak Pendidikan. 6). Menggunakan Media lainnya untuk Latihan. 2.    Umpan Balik.
2.1.3.6.    EVALUATE AND REVISE (Mengevaluasi dan Merevisi)
Penilaian dan perbaikan adalah aspek yang sangat mendasar untuk mengembangkan kualitas pembelajaran. Penilaian dan perbaikan dapat berdasarkan dua tahapan yaitu: 1. Penilaian Hasil Belajar Siswa ; 1). Penilaian Hasil Belajar Siswa yang Otentik, 2). Penilaian Hasil Belajar Portofolio 3). Penilaian Hasil Belajar yang Tradisional / Elektronik. 2. Menilai dan Memperbaiki Strategi, teknologi dan Media. 3. Revisi Strategi, Teknologi, dan Media.
Ada beberapa fungsi dari evaluasi antara lain : 1. Evaluasi merupakan alat yang penting sebagai umpan balik bagi siswa. 2. Evaluasi merupakan alat yang penting untuk mengetahui bagaimana ketercapaian siswa dalam menguasai tujuan yang telah ditentukan. 3.  Evaluasi dapat memberikan informasi untuk mengembangkan program kurikulum. 4. Informasi dari hasil evaluasi dapat digunakan siswa secara individual dalam mengambil keputusan. 5. Evaluasi berguna untuk para pengembang kurikulum khususnya dalam menentukan tujuan khusus yang ingin dicapai. 6. Evaluasi berfungsi sebagai umpan balik untuk orang tua,guru,pengembang kurikulum,pengambil kebijakan
2.2. Tinjauan Keterampilan Belajar
Keterampilan belajar merupakan keahlian yang didapatkan (acquired skills) oleh seorang individu melalui proses latihan yang berkesinambungan dan mencakup aspek optimalisasi cara-cara belajar baik dalam domain kognitif, afektif ataupun psikomotorik. Namun demikian komponen utama latihan keterampilan belajar dalam konsepsi learning how to learn difokuskan pada individu itu sendiri sebagai learner, sehingga setiap individu dilatih untuk mengembangkanaya dan karakteristik belajarnya sendiri dan bukan ‘dipaksa’ untuk mengikuti gaya belajar yang one size fits for all (satu cara yang sama untuk semua orang).
Secara umum keterampilan belajar menitikberatkan pada strategi pembelajaran untuk membantu peserta didik menjadi lebih baik dan lebih mandiri dalam belajar. Peserta didik akan belajar bagaimana mengembangkan dan menerapkan belajar, keterampilan manajemen pribadi, dan interpersonal dan keterampilan kerja sama tim untuk meningkatkan pembelajaran dan prestasi di sekolah. Program pembelajaran ini membantu siswa untuk membangun kepercayaan diri dan motivasi untuk mengejar peluang untuk sukses di sekolah menengah dan jenjang pendidikan selanjutnya.

2.2.1.       Pengertian Keterampilan Belajar
Definisi tentang keterampilan belajar seringkali didasarkan pada daftar keterampilan yang spesifik seperti mengorganisasi, memproses, dan menggunakan informasi yang diperoleh dari aktivitas membaca (Salinger, 1983). Barangkali definisi paling baik digunakan untuk menjelaskan keterampilan belajar adalah suatu keterampilan yang dapat mengembangkan kemandirian siswa dalam belajar (Dean, 1977 dalam Maher & Zins, 1987) Moh. Surya (1992 : 28) mengungkapkan bahwa keterampilan merupakan kegiatan-kegiatan yang bersifat neuromuscular, artinya menuntut kesadaaran yang tinggi. Dibandingkan dengan kebiasaan, keterampilan merupakan kegiatan yang lebih membutuhkan perhatian serta kemampuan intelektualitas, selalu berubah dan sangat disadari oleh individu.
Secara khusus, keterampilan belajar merupakan suatu teknik yang digunakan untuk memperoleh, mempertahankan, serta mengungkapkan pengetahuan dan merupakan cara untuk menyelesaikan persoalan (Marshak & Burkle, 1981 dalam Maher & Zins, 1987). Dalam memperoleh keterampilan belajar, siswa akan menyadari bagaimana cara belajar yang terbaik sehingga menjadi lebih bertanggungjawab terhadap kegiatan belajarnya.
2.2.2.       Faktor yang mempengaruhi
2.2.2.1. Faktor Eksternal
Manajemen waktu merupakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan produktivitas waktu. Manajemen waktu bertujuan kepada produktifitas yang berarti rasio output dengan input.
Cara-cara mengatur waktu: 1. Membuat daftar “kerjaan”. 2. Membuat jadwal harian/mingguan.3. Merencanakan jadwal yang lebih panjang (bulanan). 4. Belajarlah dengan rutin setiap hari tetapi degan frekuensi waktu yang tidak terlalu lama. 5. Atur waktu belajar sekitar 5-10 menit saja. 6. Dahulukan pelajaran yang dianggap sulit.
Cara-cara mengatur lingkungan: 1.     Sebelum kegiatan belajar dimulai, lingkungan fisik hendaknya ditata sehingga tampak menyenangkan. 2.     Buku, jurnal, majalah, surat kabar, atau media lain, yang hendak dijadikan sebagai sumber belajar perlu ditempatkan di dekat kegiatan belajar peserta didik.
2.2.2.2. Faktor Internal
Cara-cara mengikuti pelajaran adalah: 1.     Niat ; Semenjak melangkahkan kaki meninggalkan rumah pergi ke sekolah, siswa harus sudah berniat dan membulatkan tekad untuk mencari ilmu yang tidak lupa diiringi dengan doa. Dengan niat yang kuat dan dilandasi dengan doa menurut agama masing-masing, akan memperoleh hasil belajar yang baik. 2.     Kemauan yang kuat ; Kemauan adalah modal yang penting dalam belajar, maka dengan kemauan belajar yang kuat dan usaha yang keras akan diperoleh hasil yang lebih baik. Kemauan yang tidak diiringi dengan usaha adalah separuh dari kegagalan. Oleh sebab itu, pelajar yang ingin sukses dalam belajar harus siap siaga dan tak gentar menghadapi rintangan dan kesulitan. 3.     Perhatian ; Seorang pelajar harus dapat memfungsikan alat pengindraannya sebaik mungkin untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. Ia harus pandai menyikapi mana yang dianggap penting dan mana yang harus banyak diulang. 4.     Konsentrasi ; Konsentrasi berarti pemusatan pikiran dan perasaan pada suatu masalah. Dalam hal ini, seorang pelajar dalam belajar harus bisa memusatkan perhatiannya pada masalah pelajaran yang sedang dihadapi. 5.     Apersepsi ; Apersepsi adalah mempersiapkan pengetahuan dan ketrampilan yang sudah ada untuk menerima hal-hal dan pengetahuan yang baru sehingga dalam kegiatan belajar mengajar dapat memperoleh hasil yang memuaskan. 6.     Catatan ; Catatan ada 2 macam : 1). Catatan resmi adalah catatan mengenai apa yang dituliskan oleh guru sebagai rangkuman materi pelajaran yang telah disajikan. 2). Catatan tidak resmi adalah catatan hasil jerih payah seorang pelajar untuk memperoleh poko-pokok, inti, isi atau kesimpulan materi pelajaran yang telah dipelajari. 7.     Bertanya ; Dengan bertanya materi pelajaran yang disajikan oleh guru akan menjadi lebih jelas. Oleh sebab itu, apabila belum ada kejelasan dari keterangan guru hendaklah berani bertanya.
2.3. Kerangka Pemikiran
RENDAHNYA PENGUASAN KONSEP





KETE
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
HASIL PENGUASAAN KONSEP
PROSES BELAJAR
METODEL PEM. ASSURE
 







Di dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, sesuai dengan tujuan yang diharapkan serta memperoleh prestasi belajar yang membanggakan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai teknik-teknik pembelajaran.
Tidak ada satu teknik mengajar yang baik untuk semua pengajaran. Teknik belajar mengajar yang efektif untuk mencapai tujuan tertentu itu tergantung pada kondisi masing-masing unsur yang terlibat dalam proses belajar mengajar. Kemampuan siswa, kemampuan guru, sifat materi, sumber belajar, media pengajaran, tujuan yang ingin dicapai adalah unsur-unsur pengajaran yang berbeda-beda di setiap tempat dan waktu. Begitu juga pada mata pelajaran Biologi.
Di SMA Negeri 3 Sumbawa Besar, guru dalam menyampaikan materi kepada siswa masih menggunakan metode ceramah dan metode diskusi, sehingga hasil yang diperoleh siswa masih rendah. Oleh karena itu, peneliti akan mencoba menggunakan suatu teknik pembelajaran yang baru dan belum pernah digunakan sebelumnya di SMA Negeri 3 Sumbawa Besar yaitu pendekatan belajar menggunakan  Pengembangan model ASSURE. Tujuannya agar setiap siswa mampu menguasai materi dan memiliki keterampilan sendiri dalam belajar.
2.4. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. (Sugiyono.2008: 64). Sedangkan menurut Arikunto (2002: 64), Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Terdapat dua macam hipotesis penelitian yaitu hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan adanya hubungan antara variable dan hipotesis nol atau nihil (Ho) yang menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variabel.
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah  Adanya pengaruh penggunaan model pembelajaran assure terhadap keterampilan belajar siswa kelas X SMA negeri 3 Sumbawa Besar tahun pelajaran 2013/2014.


BAB 111
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian dan Desain Penelitian
Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif yaitu suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui. Penelitian kuantitatif ini menggunakan pendekatan quasi eksperimen.  Dalam penelitian ini peneliti mencoba mencari pengaruh penggunaan metode pembelajaran assure terhadap keterampilan belajar siswa  kelas X SMA Negeri 3 Sumbawa Besar Tahun Pelajaran 2013/2014.
Penelitian eksperimen merupakan kegiatan penelitian yang menggunakan suatu perlakuan atau treatment yang bertujuan menilai ada tidaknya pengaruh suatu tindakan bila dibandingkan dengan tindakan yang lain. Penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan desain penelitian quasi eksperimental dengan rancangan posttest only with control group design.
Rancangan penelitian menggunakan dua kelompok subjek yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol, kelompok intervensi tersebut diberi perlakuan selanjutnya dilakukan pengamatan. Metode quasi eksperimental dalam penelitian ini dilakukan untuk membuktikan pengaruh penggunaan Model pembelajaran assure terhadap keterampilan belajar siswa  kelas X SMA Negeri 3 Sumbawa Besar Tahun Pelajaran 2013/2014.
Desain penelitian quasi eksperimental dengan rancangan posttest only with control group design dapat digambarkan sebagai berikut :
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelas
Post-test
Perlakuan
Hasil
Kelompok intervensi
X1
W (dengan perlakuan)
O2
Kelompok Kontrol
X3
Y (tanpa perlakuan)
O4

Keterangan:
X1 = Posttest kelompok intervensi
X3 = Posttest  untuk kelompok kontrol
O2 = Hasil Posttest kelompok intervensi
O4 = Hasil Posttest kelompok kontrol                   (Saryono, 2011:78)
Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
1.    Menggalakan posttest baik untuk kelompok intervensi maupun kelompok kontrol
2.    Menyampaikan materi yang akan digunakan
3.    Pemberian perlakuan kelompok intervensi dengan metode pembelajaran assure
4.    Mengadakan posttest untuk kelompok intervensi maupun kelompok kontrol  dengan jumlah dan bobot yang sama
5.    Menganalisis data hasil  posttest baik untuk kelompok eksperimen maupun untuk kelompok kontrol untuk menghitung t-tes yang kemudian digunakan dalam menguji hipotesis.

3.2. Subjek Penelitian
3.2.1.      Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi, 2006: 130). Sedangkan menurut  Hasan  (2003: 83)  populasi (universe) adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang akan diteliti (bahan penelitian). Pendapat lain mengatakan Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas  dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2008: 80). Berdasarkan ketiga pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek/subjek penelitian yang memiliki karakteristik tertentu.
Adapun populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Neheri 3 Sumbawa Besar  Tahun Pelajaran 2013/2014, yang terdiri dari dua a kelas yaitu kelas W berjumlah 25 orang siswa, kelas Y  berjumlah 25, sehingga jumlah keseluruhan populasi dalam penelitian ini adalah 50 orang siswa.
3.2.2.      Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu, jelas, dan lengkap yang dianggap mewakili populasi (Hasan, 2003:83). Pendapat lain menyatakan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2008: 81). Berdasarkan kedua pendapat tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sampel adalah bagian atau wakil dari jumlah populasi sebagai sasaran penelitian.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik pengambilan sampel cluster sample (sampel kelompok), teknik ini dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas kelompok tertentu ( Suharsimi, 2006:141). Adapun sampel dalam penelitian ini yaitu masing-masing diambil dari kelas W yang berjumlah 25 orang dan kelas Y yang berjumlah 25 orang, kedua kelas ini memiliki kemampuan yang sama, sehingga jumlah keseluruhan sampel dalam penelitian ini adalah 50 orang siswa.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ilmiah banyak metode atau teknik pengumpulan data yang dapat dipergunakan diantaranya metode tes, angket, observasi, wawancara, pencatatan dokumen dan lain-lain. Sehubungan dengan penelitian ini maka peneliti menetapkan metode pengumpulan data yang digunakan yaitu metode tes.
“Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. (Suharsimi, 1996: 29). Tes yang digunakan dalam penelitian ini befungsi untuk mengukur atau membedakan pengetahuan dan tingkat keterampilan yang dimiliki siswa pada sebuah materi mata pelajaran biologi dengan menggunakan metode pembelajaran assure terhadap penguasaan konsep.
3.4. Instrumen
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Suharsimi, 2002: 136). Dalam penelitian ini, instrument yang digunakan adalah tes.
Ada dua bentuk tes yang biasa digunakan untuk melakukan penilaian yaitu tes subyektif  dan tes obyektif. Tes obyektif dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu tes benar salah (true-false), tes pilihan ganda (multiple choice test), dan menjodohkan (matching tes).
Dalam penelitian ini, perneliti menggunakan tes obyektif  yang berupa pilihan ganda (multiple choice test). Tes pilihan ganda terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan tentang suatu pengertian yang belum lengkap. Dan untuk melengkapinya harus memilih satu dari beberapa pilihan jawaban yang telah disediakan. Pilihan jawaban ini terdiri atas satu jawaban yang benar yaitu kunci jawaban dan beberapa pengecoh. Untuk menentukan perbandingan prestasi siswa, maka dapat ditentukan dengan membandingkan jumlah skor yang diperoleh siswa ketika menjawab soal. Adapun jumlah item soal tes yang digunakan pada penelitian ini adalah sebanyak 25 item.
3.5. Teknik Analisis Data
3.5.1.      Uji Persyarat Analisis
Sebelum melaksanakan analisis data terlebih dahulu melakukan uji persyaratan analisis. Dalam hal ini ada dua cara yang digunakan yaitu uji Homogenitas dan uji normalitas.

3.5.1.1. Uji Homogenitas
Uji homogenitas yaitu pengujian terhadap kesamaan (homogenitas) beberapa bagian sampel, yakni seragam tidaknya variansi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama. Dalam hal ini untuk mengujinya menggunakan uji F yaitu:

 


Keterangan:
F     = Koefisien F tes
S12    = Varians kelompok 1 (yang besar)
S22    = Varians kelompok 2 (yang kecil)
(Riyanto, 2001:106).
Dengan taraf signifikan 5 % dan syarat yang digunakan adalah jika Fhitung < Ftabel maka data tes kedua kelompok adalah homogen.
3.5.1.2. Uji Normalitas
Uji normalitas berfungsi untuk mengetahui tingkat normalitas sebaran data antara nilai yang paling tinggi sampai dengan nilai yang paling rendah pada sampel. Rumus yang digunakan adalah rumus chi-kuadrat yaitu sebagai berikut:

 



keterangan :
X2 = Chi-Kuadrat
f0  = Frekuensi hasil penelitian
fh   =  Frekuensi hasil yang diharapkan (Suharsimi, 2006: 290).
Harga x2 yang diperoleh dibandingkan dengan harga table. Jika x2hitung > x2tabel, maka  data yang diperoleh tidak terdistribusi normal. Dan sebaliknya, jika x2hitung < x2tabel, maka data yang diperoleh tersebar dalam distribusi normal.
3.5.2.      Analisis Data
Data yang diperoleh dari suatu penelitian perlu diolah karena masih merupakan data mentah. Untuk mengelolah data tersebut, diperlukan suatu metode pengolahan data yang benar-benar akurat. Sehubungan dengan hal tersebut, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik. Metode analisis statistik ini bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan yaitu pengaruh penggunaan model pembelajaran assure terhadap keterampilan belajar siswa kelas X SMA Negeri 3 Sumbawa Besar.
Untuk menguji hipotesis ini, maka digunakan rumus statistik yaitu rumus t-test sebagai berikut:

 



Keterangan:
X1                    = Nilai rata-rata hasil kelas pertama
 S12             = Standar deviasi kelas pertama
        S22              = Standar deviasi kelas kedua
n1                 = Banyaknya subjek kelas pertama
n2                 = Banyaknya subjek kelas kedua (Sugiyono, 2008:197)


 



DAFTAR PUSTAKA

Arikiunto, Suharsimi. 1996.  Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Dahar, R.W. (1989). Teori-teori Belajar. Bandung: erlangga.
Herman, (1980). Pengantar Penelitian Ilmiah Metode Teknik. Bandung: Tarsito
Hasan, Iqbal. 2003. Pokok-pokok Materi Statiatik 2 (statistic inferensial). Jakarta : PT Bumi Aksara.
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono.2004.Psikologi Belajar.Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Anggun.(2012). Keterampilan-Keterampilan Belajar. Diunduh pada 14 April 2013 13.33 WIB dari (http://goenable.wordpress.com/2012/01/05/keterampilan-keterampilan-belajar/).
Larasati, Rena. (2011). BAB II KONSEP KETERAMPILAN BELAJAR DAN PROGRAM BIMBINGAN. Diunduh pada 14 April 2013 pukul 12.50 WIB dari (http://repository.upi.edu/operator/upload/s_bk_054870_chapter2.pdf).
Prayitno dan Erman Amti. 2008. DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Smaldino, Sharon. Lowter, Deborah. Russel, James D. 2011. Teknologi  Pembelajaran dan Media untuk Belajar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Chusniyati, Tati. 2005. Kiat Membangun Kompetensi Guru. (online)
Heinich; dkk. 1996. Instructional Media and Technologies For Learning. Tokyo: Prentice-Hall,Inc A Simon & Schuster Company.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar