Sabtu, 15 Maret 2014

Praktikum Bioteknologi



 LAPORAN PRAKTIKUM
BIOTEKNOLOGI
TENTANG
MEMBUAT TAPE BERAS KETAN HITAM dan budidaya tanaman hidroponik (tomat)
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Bioteknologi yang diampuh oleh  Drs. I Wayan Suriada.

Oleh :
Sri Endang Satriani
Saida porsan
santriani

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS SAMAWA
SUMBAWA BESAR
2013/2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Swt., karena atas limpahan rahmat, taufik serta hidayah_Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Bioteknologi yang membahas tentang “Membuat Tape Beras Ketan Hitam dan Budidaya Tanaman Hidroponik (Tomat) ”, sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Kedua kalinya ucapan terimakasih kami sampaikan kepada kedua orang tua kami yang terus memberikan semangat atau motivasi sehingga laporan praktikum ini dapat terselesaikan. Tak lupa pula ucapan terimakasih kami ucapkan khususnya pada dosen  pembimbing  “Drs. I Wayan Suriada” yang telah memberikan tugas dan arahan untuk menyelesaikan laporan praktikum ini dan ucapan terimah kasih terakhir kami ucapkan kepada segenap pihak yang ikut membantu dalam menyelesaikan laporan praktikum ini.
Kami menyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami mohon maaf apabila dalam laporan praktikum  ini terdapat kekurangan atau kesalahan. Dan kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk memotivasi kami supaya lebih baik lagi.
Semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat serta dapat menambah wawasan bagi kita semua. Amin

                                                                         Sumbawa Besar, 07 Januari 2014
                                                                                                 Penyusun,


i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI                                                                                                             ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A.    LATAR BELAKANG.................................................................... 1
B.     RUMUSAN MASALAH................................................................. 2
C.    TUJUAN.......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3
A.    TAPE  BERAS KETAN HITAM................................................ 3
B.     TANAMAN HIDROPONIK........................................................ 9
BAB III PENUTUP........................................................................................ 13
            A. KESIMPULAN.............................................................................. 13
  B. SARAN............................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA





ii


BAB I
PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG
Tape merupakan makanan tradisional yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, Proses pembuatan tape melibatkan proses fermentasi yang dilakukan oleh jamur  Saccharomyces cerivisiae. Jamur ini memiliki kemampuan dalam mengubah karbohidrat (fruktosa dan glukosa) menjadi alcohol dan karbondioksida.
 Selain Saccharomyces cerivisiae, dalam proses pembuatan tape ini terlibat pulam mikrorganisme lainnya, yaitu Mucor chlamidosporus dan  Endomycopsis fibuligera.
Bertanam dengan sistem hidroponik, dalam dunia pertanian bukan merupakan hal yang baru. Namun demikian hingga kini masih banyak masyarakat yang belum tahu dengan jelas bagaimana cara melakukan dan apa keuntungannya. Dalam kajian bahasa, hidroponik berasal dari kata hydro yang berarti air dan ponos yang berarti kerja. Jadi, hidroponik memiliki pengertian secara bebas teknik bercocok tanam dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman, atau dalam pengertian sehari-hari bercocok tanam tanpa tanah. Dari pengertian ini terlihat bahwa munculnya teknik bertanam secara hidroponik diawali oleh semakin tingginya perhatian manusia akan pentingnya kebutuhan pupuk bagi tanaman.
Hidroponik merupakan metode bercocok tanam tanpa tanah. bukan hanya dengan air sebagai media pertumbuhannya, seperti makna leksikal dari kata hidro yang berarti air, tapi juga dapat menggunakan media-media tanam selain tanah seperti kerikil, pasir, sabut kelapa, zat silikat, pecahan batu karang atau batu bata, potongan kayu, dan busa serta arang.



B. RUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat kita simpulkan beberapa rumusan masalah, yaitu:
1. Bagaimana Cara Pembuatan Tape Beras Ketan Hitam?
2. Bagaimana Budidaya Tanaman Hidroponik (Tomat)?

C. TUJUAN
Adapun tujuan dalam pembuatan laporan praktikum ini sesuai dengan tujuan di atas, antara lain:
1. untuk mengetahui Cara Pembuatan Tape Beras Ketan Hitam
2. untuk mengetahui Budidaya Tanaman Hidroponik (Tomat)













BAB II
PEMBAHASAN

A. LAPORAN PRAKTIKUM MEMBUAT TAPE BERAS KETAN HITAM
1. Judul                      :           Membuat Tape Beras Ketan Hitam

2. Tujuan                   :           Mengetahui cara membuat tape dengan fermentasi

3. Alat dan Bahan     :           -   Panci Kukus                        -   Beras Ketan Hitam                                                 -   Kompor                                   -   Ragi Tape
                                                -   Dulang                                -   Sendok
                                                -   Tempat Tape                       - Air                            
                                                -   Bak                                                

4. Cara Kerja                        :          
1)      Siapkan semua bahan.
2)      Cuci hingga bersih beras ketan hitam, Lalu rendam selama 2-3 jam (untuk mendapat hasil yang maksimal)
3)      Masukkan air ke dalam panci sampai kira – kira terisi seperempat lalu panaskan hingga mendidih.
4)      Setelah air mendidih masukkan Beras ketan hitam ke dalam panci kukus, lalu kukus hingga           beras ketan hitam ¾ matang.
5)      Setelah matang, angkat beras ketan hitam yang telah ¾ masak lalu taruh di suatu wadah (Dulang), kemudian didinginkan.
6)      Tunggu sampai sudah benar – benar dingin.
7)      Setelah beras ketan hitam benar – benar dingin, lalu taburi dengan ragi yang telah dihaluskan.
8)      Taburi tempat penyimpan tape dengan ragi, lalu masukkan tape kedalam tempat tersebut.
9)      Beras ketan hitam yang telah diberi ragi ini kemudian dibuat bulat seperti telur.
10)  Setelah tempat penyimpanan tape sudah penuh,Taburi kembali ragi yang telah dihaluskan tersebut, Lalu simpan di tempat yang  harus benar – benar tertutup agar mendapatkan hasil yang maksimal.
 
11)  Diamkan selama 1-2 hari hingga sudah terasa lunak dan manis. Saat itulah beras ketan hitam telah menjadi tape.

5. Hasil pengamatan              :          

            Dibuat tanggal                        : Selasa, 07 Januari 2014
Selesai                         : Kamis, 09 Januari 2014

Tekstur            : Lembek, lembut
Warna              : Hitam Pucat
Bau                  : Menyengat
Rasa                : Manis

6. Pembahasan :
             Kegagalan dalam pembuatan tape biasanya dikarenakan enzim pada ragi Saccharomyces cereviceae tidak pecah apabila terdapat udara yang mengganggu proses pemecahan enzim tersebut
             Tape merupakan makanan tradisional yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, Proses pembuatan tape melibatkan proses fermentasi yang dilakukan oleh jamur  Saccharomyces cerivisiae. Jamur ini memiliki kemampuan dalam mengubahkarbohidrat (fruktosa dan glukosa) menjadi alcohol dan karbondioksida
            .Selain Saccharomyces cerivisiae,dalam proses pembuatan tape ini terlibat pulam mikrorganisme lainnya, yaitu Mucor chlamidosporus dan  Endomycopsis fibuligera.
            Kedua mikroorganisme ini turut membantu dalam mengubah pati menjadi gula sederhana(glukosa)
            Menurut Gandjar, (2003) Proses pembuatan Tape setelah melakukan penelitian selama tiga hari, tentang pemanfaatan bioteknologi khususnya yaitu pembuatan tape mengunakan ragi.

Proses pembuatan tape beras ketan hitam sebagai berikut.
1. Penyiapan
Bahan Baku Seleksi beras ketan hitam yang kualitasnya bagus. Beras ketan hitam yang digunakan untuk pembuatan tape harus yang baru dan bersih supaya  memberikan kualitas yang tidak diharapkan 2 Pemasakan dan Pendinginan Pemasakan menentukan tekstur dan penampakan produk olahan tape yang akan dihasilkan
Pengukusan beras ketan hitam hingga matang akan menghasilkan tekstur tapae yang lebih lembut dibandingkan dengan pengukusan ketan hitam yang setengah matang akan menghasilkan tekstur tapei yang lebih keras

            Pendinginan berfungsi untuk mengontrol kondisi proses Pemasakan yang kurang akan merusak kehidupan organisme dari inokulum yang diberikan Sementara, pendinginan yang terlalu lama akan menyebabkan kontaminasi .Pengukusan beras ketan hitam dilakukan dalam waktu kurang lebih 30 menit untuk melunakkan beras ketan hitam dan agar enzim mikroba dapat bekerja dengan baik  ketika Peragian. Proses peragian bergantung dengan cara pencampuran beras ketan hitam dengan ragi.
Apabila pencampuran tidak baik akan menyebabkan fermentasi kurang sempurna dan menimbulkan kerusakan. Ragi yang ditambahkan biasanya kurang dari 1% atau 10 gram perkilogram beras ketan hitam yang digunakan. 4 Fermentasi dan Penyimpanan. Fermentasi yang baik dilakukan pada suhu 28-30ÛC dan membutuhkan waktu 45 jam.
Fermentasi dilakukan di dalam tempat penyimpanan tertutup yang bersih, Fermentasi yang tertutup akan mencegah tejadinya kontaminasi. Suhu berpengaruh kepada kecepatan fermentasi, meskipun suhu yang lebih rendah dari 25ÛC akan menghasilkan produk dengan kadar alcohol yang tinggi pada fermentasi 2x24 jam.
            Tape dapat bertahan 2-3 hari bila di fermentasi pada suhu kamar . Apabila fermentasi dalam suhu kamar melebihi hasil yang didapatkan akan rusak.
 Nama nama mikroorganisme yang terlibat dalam proses pembutan tape beras ketan hitam adalah Chlamydomucor oryzae, Rhizopus oryzae, Mucor sp.,Candida sp.,Saccharomyces cerevicae, Saccharomyces verdomanii,endomycopsis fibulegera 
Jenis fermentasi dalam pembutan tape beras ketanhitam adalah: Berdasarkan tipe kebutuhan akan oksigen yaitu tipe anaerobik yaitu fermentasi yang pada prosesnya tidak memerlukan oksigen.
Berdasarkan sumber mikroorganisme proses fermentasi pada tape yaitu:
fermentasi tidak spontan adalah fermentasi yang terjadi dalam bahan pangan yang dalam pembuatannya ditambahkan mikrorganisme dalam bentuk starter atau ragi, dimana mikroorganisme tersebut akan tumbuh dan berkembang biak secara aktif merubah bahan yang difermentasi menjadi produk yang diinginkan
Proses biokimia pada pembuatan tape singkong:
Perubahan biokimia yang penting pada fermentasi tape adalah hidrolisis patimenajdi glukosa dan maltosa yang akan memberikan rasa manis serta perubahan gulamenjadi alcohol dan asam organic. Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula yangdigunakan dan produk yang dihasilkan
Secara singkat, glukosa (C6H12O6) yang merupakan gula paling sederhana , melalui fermentasi akan menghasilkan etanol(2C2H5O H). Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh ragi, dan digunakan pada produksi makanan

7. Varibel
1.      Variabel Manipulasi
Beras Ketan hitam yang sudah diberi ragi disimpan dalam keadaan yang tertutup.
2.      Variabel Respon
lama proses fermentasi dan rasa yang dihasilkan.
3.      Variabel Kontrol
Berupa jenis beras ketan hitam, ragi, suhu ruangan.














B. BUDIDAYA TANAMAN HIDROFONIK (TOMAT)

1.    Klasifikasi Tanaman Tomat.
Kingdom : plantae
Divisi : magnoliophyta
Kelas : magnoliopsida
Ordo : solanales
Family : solanaceae
Genus : solanum
Spesies : Solanum iycopersicum L
2.    Hidroponik
            Hidroponik adalah sebuah istilah yang menaungi banyak macam metoda. Prinsip-prinsip dasar hidroponik dapat diterapkan dalam macam cara, yang dapat disesuaikan dengan persyaratan-persyaratan finansial maupun keterbatasan ruang pada tiap orang yang ingin mengerjakannya. Metoda-metoda bercocok tanam hidroponik yang telah dikembangkan selama 45 tahun ini, dapat dibagi menjadi beberapa kategori. Pada metoda menggunakan air, tumbuh-tumbuhan ditanam semata-mata dalam air yang dilengkapi dengan larutan zat makanan. Metoda yang menggunakan pasir menuntut penanaman tumbuh-tumbuhan pada pasir yang disteril, ke dalamnya sejumlah air dan larutan zat makanan dipompakan masuk. Metoda agregasi menggantikan pasir dan dengan menggunakan serentetan material, seperti kerikil (Nicholls, 1996).
              Cara pemberian pupuk yang umu dilakukan dengan menabur ke tanah atau menyemprotkan ke daun. Akan tetapi, pada hidroponik pupuk diberikan dalam bentuk larutan dan lebih dikenal dengan istilah nutrien. Kandungan unsur hara yang dibutuhkan untuk tanaman hidroponik tidak berbeda dengan tanaman di media tanah. Unsur hara yang dibutuhkan terdiri dari unsur makro (N, P, K, Ca, Mg, dan S) dan unsur mikro (Mn, Cu, Mo, Zn, dan Fe) (Palungkun, dkk, 1999).
            Beberapa hal yang dapat menyebabkan hidroponik gagal dan kurang subur adalah tanamannya belum mengalami adaptasi, terjadi kesalahan dalam melakukan hidroponiknya. Contohnya batu apungnya kurang bersih atau kurang steril dari garam-garam mineral dan pasir (Hasim, 1995).
           Bila menggunakan metoda kultur porous atau agregat biasanya harus disterilkan terlebih dahulu kerikil-kerikilnya. Mensterilkannya adalah dengan cara jalan pemanasan atau bisa pula dengan menyikatnya sampai bersih dengan menggunakan air sabun yang hangat. Menggunakan media kultur porous ini tergolong mudah. Hanya saja bila menggunakan media ini tanaman akan mudah kering, berarti kita harus rajin-rajin menyiramnya (Lingga, 1999).
           Media tanam hidroponik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut, yaitu dapat menyerap dari penghantar air, tidak mempengaruhi pH air, tidak mengubah warna, tidak mudah lapuk dan membusuk. Media tanam kultur hidroponik dapat dibagi menjadi dua, yaitu media tanam anorganik, contohnya batu apung yang berasal dari bebatuan larva gunung berapi. Sifatnya ringan, sukar lapuk, tidak mempengaruhi pH, porous mudah menyerap dan menyimpan air, serta mengalirkan air dalam jumlah yang banyak. Batu apung terbaik untuk media tanam hidroponik perlu direkayasa menjadi sebesar kerikil Fitter dan Hay, 1984).
            Keuntungan bercocok tanam tanpa media tanah adalah : 1.) produksi tanaman lebih tinggi dibandingkan menggunakan media tanah biasa, 2.) lebih terbebas dari hama dan penyakit tanaman, 3.) tanaman lebih cepat tumbuh dan penggunaan pupuk lebih hemat, 4.) bila ada tanaman yang mati dapat langsung diganti dengan mudah dengan tanaman lain, 5.) kualitas bunga, buah, dan daun lebih baik dan tidak mudah kotor, 6.) keterbatasan ruang dan tempat bukanlah halangan (Lakitan, 2004).


3.    Waktu dan Tempat
        Pukul 08.00 Wita – sampai selsai pada Tanggal 05 januari 2014, di Labuan Sumbawa Besar.
4.    Bahan dan Alat
Alat :
1. Pot plastic (polibek)
2. Cetok atau alat pengaduk
3. Gelas ukur
4. Penggaris
Bahan :
1. Arang sekam
2. Pasir
3. Pupuk Urea
4. Air
5. Bibit Tomat
5. Cara Kerja
1). Masukan pasir dan sekam kedalam polibek yang ukuran sedang.
2). Pasir dan sekam di aduk agar bisa merata serta di beri pupuk urea.
3). Selanjutnya masukan bibit tanaman tanaman tomat yang sudah dikeringkan terlebih dahulu kedalam polibek yang berisi pasir dan sekam tadi.
4). Setelah itu siram dengan air media yang telah di tanam tadi.
5). Selanjutnya tanaman harus diamati setiap harinya.



6. Tabel Pengamatan
Hari
Perubahan tanaman
Ukuran
Minggu pertama
Minggu kedua

Minggu ke 3
Tanaman Tomat belum tumbuh.

Tumbuhan yang kecil-kecil  yang tumbuh didalam media tanaman tomat.
Tanaman tomat sama sekali tidak tumbuh.
----

------

--------
7. Pembahasan
              Hidroponik merupakan salah satu teknik penanaman yang cukup unik karena dimana media bukan menggunakan tanah seperti penanaman tanaman yanng lalinnya, biasanya pada hidroponok medianya adalah air meskipun ada media yang lain seperti arang yang biasa digunakan.
               Pada percobaan tanaman tomat yang kami lakukan di Labuan tidak dapat tumbuh seperti yang kami harapkan, sehigga tidak dapat kami mengamati secara lebih detail lagi dikarenakan tanaman yang kami praktekan tidak dapat tumbuh.






BAB III
PENUTUP

A.  KESIMPULAN
            Hidroponik adalah sebuah istilah yang menaungi banyak macam metoda. Prinsip-prinsip dasar hidroponik dapat diterapkan dalam macam cara, yang dapat disesuaikan dengan persyaratan-persyaratan finansial maupun keterbatasan ruang pada tiap orang yang ingin mengerjakannya. Alat dan bahan yang digunakan yaitu sekam, pasir air, polibek, dan biji tomat yang sudah dikeringkan.
Pada ptaktikum yang kami lakukan tanaman tomat tidak dapat tumbuh didalam media yang kami siapkan, sehingga kami tidak dapat mengamati secara detail, dikarenakan tanaman tomat tidak tumbuh.
Pembuatan tape termasuk dalam bioteknologi konvensional (tradisional) karena masih menggunakan cara-cara yang  terbatas. Pada proses pembuatan tape, jamur ragi akan memakan glukosa yang ada di dalam beras ketan hitam sebagai makanan untuk pertumbuhannya, sehingga beras ketan hitam akan menjadi lunak, jamur tersebut akan merubah glukosa  menjadi alkohol. Dalam pembuatan tape, ragi (Saccharomyces cereviceae) mengeluarkan enzim yang dapat memecah karbohidrat pada beras ketan hitam menjadi gula yang lebih sederhana. Oleh karena itu, tape terasa manis apabila sudah matang walaupun tanpa diberi gula sebelumnya. Kegagalan dalam pembuatan tape biasanya dikarenakan enzim pada ragi  Saccharomyces cereviceae  tidak pecah apabila terdapat udara yang mengganggu proses pemecahan enzim tersebut.
B.  SARAN
Dengan terselesaikannya laporan praktikum ini, kami sebagai penyusun mengharapkan agar laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

 



DAFTAR PUSTAKA

http://wibowo19.wordpress.com/2009/10/28/hidroponik/ (Diakses tanggal 20 januari 2014)
Lakitan. 2004 ( http// blogspot.com ) .diakses tanggal 25 januari 2014
Hasim. 1995. (http://tanamanhidroponik.blogspot.com). Diakses tanggal 25 januari 2014
Lingga. 1999. (http://unytisflowers.blogspot.com ).  Diakses tanggal 26 januari 2014.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar