BAHAN GENETIK
A.
Bahan Genetik
Pengetahuan
tentang pengaturan asam deoksiribonukleat (ADN) didalam kromosom dapat membantu
kita untuk mengerti bagaimana gen dan mengatur sintesis protein. Juga akan
memperjelas perubahan komposisi gen karena mutasi. ADN mengandung informasi
genetik dalam bentuk kode. Kode ini telah di terjemahkan dalam suatu model yang
menggamabarkan bagai mana informasi tersebut berlangsung dari ADN dalam gen
sampai pada protein dalam sel hidup.
Gen
sesuai dengan daerah dalam DNA, molekul terdiri dari rantai empat jenis
nukleotida-urutan nukleotida ini adalah informasi genetik organisme mewarisi.
DNA alami terjadi dalam bentuk yang terdampar ganda, dengan nukleotida pada
setiap untai komplementer satu sama lain. Setiap untai dapat bertindak sebagai
template untuk membuat sebuah mitra baru untai-ini adalah metode fisik untuk
membuat salinan dari gen yang dapat diwariskan.
Urutan
nukleotida dalam gen diterjemahkan oleh sel untuk menghasilkan rantai asam
amino, menciptakan protein-urutan asam amino dalam protein sesuai dengan urutan
nukleotida dalam gen. Hubungan antara urutan nukleotida dan urutan asam amino
yang dikenal sebagai kode genetik. Asam amino dalam protein menentukan
bagaimana lipatan menjadi bentuk tiga-dimensi struktur ini, pada gilirannya,
yang bertanggung jawab untuk fungsi protein tersebut.
Protein
melaksanakan hampir semua fungsi yang diperlukan untuk sel untuk hidup. Sebuah
perubahan DNA pada gen yang dapat mengubah asam amino protein, mengubah bentuk
dan fungsi: ini dapat memiliki efek dramatis dalam sel dan pada organisme
secara keseluruhan. Meskipun genetika memainkan peran besar dalam tampilan dan
perilaku organisme, itu adalah kombinasi dari genetika dengan apa sebuah
pengalaman organisme yang menentukan hasil akhir. Sebagai contoh, sementara gen
memainkan peran dalam menentukan ukuran suatu organisme, nutrisi dan kondisi
lain pengalaman setelah awal juga memiliki efek yang besar.
1.
Perbedaan Antara ADN, ARN, Kromosom, DNA dan Sel
ADN
(asam deoksiribonukleat) adalah bahan yang diwariskan dan merupakan unsur pokok
kromosom yang disebut nuklein atau bahan yang ada hubungannya dengan nukleus.
Miescher seorang ahli Fisika dari swiss, dalam tahun 1871 melihat adanya
endapan dari inti nanah karena mudah didapat pada kain pembalut luka dan
mengandung sel darah putih (sel yang paling sederhana) kemudian ia mengunakan
sperma ikan salmon yang hanya terdiri dari nukleus dan sedikit sitoplasma. Juga
ikan salmon ini terdapat di dalam sungai Rhine yang letaknya dekat. Hasil
analisis kimia menunjukkan bahwa endapan tersebut terdiri dari fosfor dan
nitrogen. Sebenarnya Miescher telah menemukan gugus ADN protein tetapi tidak
mengetahuinya.
Beberapa
tahun kemudian E.B. Wilson menyatakan bahwa asam nuekleat adalah bahan
kuturunan, tetapi bukti-bukti belum ada selama setengah abad. Hertwig dalam
tahun 1884 menyatakan bahwa nuklein ada hubungannya dengan pembuahan dan
pewarisan sifat-sifat keturunan.
a.
ADN dan Kromosom
ADN
terdapat hampir seluruhnya dalam kromosom organisme tingkat tinggi. ADN dalam
sel diploid untuk semua organisme pada dasarnya sama dan jumlahnya berubah-ubah
dengan adanya replikasi kromosom. Jumlah dan jenis protein di dalam sel diploid
dan sel haploud berubah-ubah tidak tergantung pada jumlah kromosom.
1. Reaksi pewarna Feulgen (dikembangkan sekitar tahun 1920)
Zat
pewarna ini khususnya untuk ADN dan kromosomsangat mudah menyerap. Jumlah noda
bewarna dapat di ukur dengan fotometer (jumlah sinar yang diserap apabila sel
yang telah dicat diletakkan pada mikroskop dan sinarnya di arahkan pada sutu
initi tunggal). Inti-inti dari gamet menyerap sinar sebanyak ½ dari jumlah
sinar yang di serap oleh sel somatik.
2. Sinar Ultra Violet dan ADN
Ultra
violet dapat menyebabkan mutasi pada kekuatan 2600 A0. Ini
sesuai dengan penyerapan maksimum ultra violet oleh ADN. Sebaliknya protein
hanya menyerap sedikit pada 2600 A0.
3. Transformasi Bakteri dan ADN dalam Kromosom Tikus
Dalam
tahun 1928 Griffith melkukan percobaan dengan memakai dua galur (strain) Diplococcus
pneumoniae yang menjangkiti tikus. Salah satu tipe disebut tipe kasar (R =
Avirulen) bila disuntikan pada tikus menyebabkan tikus sakit tetapi tidak mati.
Tipe lain yang disebut dengan tipe halus (S = Virulen) menyebabkan septisema
dan kematian pada tikus. Apabila galur S dapat di isolasi. Perlu bahan tipe
ini disebut transformasi karena ada pertukaran ADN.
4.
Aktifitas ADN dalam Virus
Hershey
dan chase melakukan percobaan dengan bakteriphage dan bakteria (E.
Coli) dalam tahun 1952. Mereka berpendapat bahwa ADN adalah
substansi gen yang aktif bukan kumpulan pecahan protein gen seperti yang telah
dinytakan sebelumnya. Percobaan klasic ini diuraikan jelas dalam pustaka dan
saudara supaya membaca dan mengerti maksudnya.
b.
ARN sebagai Bahan Keturunan
Asam
ribo nokleat adalah satu perkecualian bahwa ADN adalah satu-satunya bahan
keturunan. Pada beberapa virus, ARN mengantikan ADN sebagai bahan
genetik .
c.
ARN (Asam Ribo Nukleat)
Dua
tipe asam nuklet telah diketemukan setelah di ketahui bahwa asam ini merupakan
dasar dari bahn keturunan. ADN terdapat hampir seluruhnya dalam inti dan ARN
terdapat dalam inti dan sitoplasma.
ARN
biasanya terdiri dari satu pita (strand) sedang ADN terdiri dari pita rangkap.
ARN mengandung ribosa dan ADN mengndung deoksiribosa. Pada kedudukan C yan
kedua, deoksi ribosa kekurangan satu oksigen. ARN mengandung pirimidin Urasil
(U) bukan timin. Molekul ARN biasanya lebih pendek dari pada molekul ADN.
Fungsi ARN terutama dalam sintesis protein dan ada tiga tipe ARN.
d.
Struktur Fisik dari ADN
Bentuk
spiral ganda (double helix) menurut Watson-crick diumumkan pada tahn 1953.
1.
Mereka mengusulkan bentuk spiral ganda yang terikat menjadi satu
olah ikat hidrogen antara basa yang berpasangan sebagai A-T dan G-S
2.
Pola difraksi ADN oleh sina X. Wilkins dan franklin pada tahun
1950 melaporkan bahwa bagian ADN ( nukleutida) tesusun dengan konfigurasi tepat
dan dengan interval tetap dalam molekul itu.
3.
Pauling menduga bahwa molekul terdiri dari tiga pita dengan ikatan
gula-fosfat ditengah,tetapi disanggah oleh watson dan crick.
4.
Model watson dan crick menggunakan informasi dari peneliti lain
yaitu perbandingan 1.1 antara A=T, G=S, dari Chargaff, model tiga pita dari
pauling dan di fraksi sinar X dari wilkins dan franklin.
5.
Kita sekarang tau bahwa ADN terdiri dari pita polinukleotida yang
panjang dan saling membelit sehingga membentuk spiral ganda (double ganda).
e. Replikasi ADN
Watson
dan Crick mengusulkan bahwa replikasi terjadi karena putusnya ikatan hidrogen
yang menghubungkan pasangan-pasngan basa dengan terlepasnya kedua Pita ADN dan
terbentuk pita komplemennya.
f. Metode Replikasi
1. Replikasi semi
konservatif – terjadi pemisahan spiral ganda (duplex) menjadi dua pita pada
daerah tertentu dengan jarak yang pendek. Akibatnya kedua pita mempunyai
nukleotida yang tidak berpasangan. Nukleotida yang terdapat pada sel akan
tetarik pada basa yang sesuai dalam molekul ADN.
2. Replikasi konservasif – pasangan pita lama
tetap tak berubah dan terbentuk molekul ADN yang terdiri dari dua pita baru.
Molekul anak tidak mengandung bagian dari molekul ADN asli.
3. Replikasi disfersif – pasangan pita lama
terputus menjadi beberapa bagian, krudian mengganda dan pada generasi
berikutnya ADN akan terdiri dari bagian lama dan baru yang letaknya terseber
pada pita ADN.
g. Bukti Adanya Replicasi
Semi Konservatif
Autoradiogram
dari kromosom Vicia faba digunakan untuk memasikan tipe replicasi ADN.
Timidin radioaktif dimasukkan di dalam ADN selam repliskaikromosomdengan jalan
menumbuhkan akar vicia dalam larutan 3H timidin (0H
adalah H yang bert disebut trimidin) dan sel dibiarkan mengalami replikasi satu
kali, sel dimbil, dicuci dan kemudian ditutup denganfilm.
Bila
atom radiaktif rusak dan menimbulkan titik hitam pada film, berarti satu
kromosom mempunyai label timidin radiaktif sedang yang lain tidak, yang
menunjukkan adanya replikasi konservatif. Tetapi semua kromosom dengan label
timidin akan menunjukkan adanya replikasi semi konservatif atau
disfersif. Dengan membiarkn sel membelah satu kali pada timin yang diberi
label, keudian dicuci diikuti dengan satu kali pembelahan sel dalam timidin
tanpalabel maka akan terdapat kromosom dengan lalbel dan tanpa label, yang
terlihat pada foto.dalam kenyataanya terlihat demikian dan ini membuktikan
adanya replikasi semi konservatif.
Meselson
dan stahl menggunakan teknik sentrifuge pada tahun 1958 untuk menentukan metode
replicasi ADN. Teknik ini berdasrkan pengetahuan bahwa larutanseperti ADN
apabila diputar dalam larutan yang sesuai misalnya cesium chlorida (CsCl)
akan memisah pada tingkat kepekatan tertentu. Mereka menumbuhkan escerichia
coli pada mediun N15 (nitrogen yang diberi label) sampai ADN
menjadi berat.
h.
Biosintesis ADN
Pada
pita ADN, gugus fosfat melekat pada posisi 5’dari satu gugus gula dan pada
posisi 3’ dari gugus gula didekatnya. Jadi satu pita dari spiral ganda
mempunyai arah dari 5’ ke 3’, sedang pita yang lain arahnya berlawanan yaitu
dari 3’ ke 5’. Hal ini disebut polaritas berlawanan.
i.
Endonuklease
Suatu
endonukleasi telah diketemukan, yang menyebabkan pitusnya pita ADN sehingga
dapat memisah. Kedua pita ADN memisah sebagai persiapan untuk replikasi.
j.
Struktur ADN dan Struktur Kromosom
ADN
dapat dibuat in vitro dengan mencampur ADN dari organisme hidup sebagai
catakan atau primer) dengan ADN saja (disebut ADN telanjang) dengan ADN
polimerase nukleotida A, T, S, G. ADN barumempunyai urutan basa yangsama dengan
ADN primer.
Penelitian
mengenai replikasi ADN in vitro telah dilakkan dengan menggunakan
kromosom prokariote yang hanyya terdiri dari ADN saja (disebut ADN telanjabg).
Kromosomini telah diisolasi dan diamati dengan mikroskop elektron. Diameter
dari pita kembar tepat untuk spiral ganda dari Watson-Crick yaitu 20-25 A0
k.
Sintesis Protein
Proses sintesis atau pembentukan protein
memerlukan adanya molekul RNA
yang merupakan materi genetik di dalam kromosom,
serta DNA sebagai pembawa sifat keturunan. Gen menspesifikasikan protein melalui transkripsi dan translasi.
l.
Pengaturan Gen Pada Sintesis Protein
Aliran
imformasi genetik dari kromosom (asam nukleat) sampai terjadi protein. Ini
disebut central dogma diusulkan oleh Crick pada tahun 1958. Dengan kata
lain ada urutan informasi dari ADN kepada ARN kemudian protein.
m.
Bentuk-bentuk ARN
ARN – duta (Messenger RNA = m RNA) – menerima kode dari ADN
dan membawanya ketempat sintesis protein ARN adalah pita tunggal dan panjangnya
konstan untuk suatu gen tertentu tetapi berbeda untuk gen-gen yang berlainan.
ARN – Pemindah (Transfer RNA = t RNA) – terdapat dalam beberapa
bentuk, masing-masing khusus untuk asam amino tertentu. Setiap macam ARN –
pemidah di bentuk pada satu tempat tertentu pada kromosom, yaitu satu gen
tertentu menghasilkan molekul ARN tertentu. ARN –
Ribosom (Ribosomal RNA = r RNA) – mem-bentuk
bagian dari ribosom. ARN – ribosom dibuat pada lokasi tertentu pada kromosom
yakni daerah nukleolus (nucleolar organizing region).
n.
Transkripsi
1.
Pembentukan ARN pada ADN cetakan
Spiral
ADN memisah tetapi hanya satu pita yang digunakan transkripsi ARN. Diperlukan
suatu ensim ARN polimirase dalam pengaktifan basa-basa dan pemindahannya kepad
cetakan ADN untuk transkripsi
2.
Pembebtukan Pita ARN Duta
Satu
spiral ganda ADN yang ditranskripsi dapat di gambarkan sebagai berikut (satu
bagian pendek dari satu pita).
3.
Translasi
Translasi
ini merupakan proses penterjemjemahan urutan nukleotida pada ARN-duta dan
menghasilkan urutan asam mino dalam sintetsis protein. Translsi memburuhkan
ARN-duta tetapi fungsinya yang tepat tidak diketahui
4.
Translasi memerlukan ARN-pemindah
Molekul
ARN-pemindah berbebtuk loop dan memindahkan asam amino dari sitoplasma
kepda ribosom. Setiap ARN-pemindah memberikan satu ciri-ciri asam amino
tertentu. Satu ujung dari ARN-pemindah yang berbentuk daun klofor / seperti semanggi
(ujung 3’) merupakan tempat menerim asam amino tertentu.
o.
Teknik Molekuler DNA
Sekarang
ini penggunaan metode molekuler telah sangat luas untuk analisis sel dan
penentuan urutan nukleotida dari keseluruhan genom. Pengetahuan mengenai
aktivitas DNA polymerase, enzim restriksi dan DNA ligase melahirkan
teknik-teknik kloning DNA dan PCR (polymerase chain reaction) yang memungkinkan
diisolasinya segmen DNA. Para ilmuwan juga telah mengembangkan alat dan
metode untuk memurnikan protein dan meneliti fungsinya.
Isolasi
DNA adalah molekul yang terdapat pada semua mahluk hidup. Molekul ini sangat
kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata. Tetapi DNA dapat
diekstrak dari ribuan sel sehingga DNA dapat terlihat karena jumlahnya yang
sangat banyak. Tahapan dalam ekstraksi DNA adalah pemecahan sel,
keluarnya DNA dari nukleus dan pengendapan/presipitasi DNA. Ekstraksi DNA
memiliki banyak aplikasi praktis, diantaranya adalah untuk tujuan pemuliaan,
evolusi, sitematik, konservasi, dll. Dalam ekstraksi DNA tumbuhan, metode
ekstraksi yang sering digunakan adalah berdasarkan Doyle dan Doyle
91989).
Elektroforesis
DNA, Pemisahan DNA dilakukan dengan menggunakan elektroforesis gel.
Molekul DNA terpisah berdasarkan ukuran ketika dilewatkan pada matriks gel
dengan aliran listrik. DNA memiliki muatan negatif, dan saat berada dalam
aliran listrik, akan bermigrasi melalui gel menuju kutub positif (Gambar
1). Molekul yang berukuran besar, memiliki kesulitan melewati pori-pori
gel sehingga bermigrasi lebih lambat melalui gel dibandingkan DNA yang
berukuran lebih kecil. Setelah elektroforesis selesai, molekul DNA
divisualisasi dengan pewarna fluorescent seperti ethidium yang berikatan dengan
DNA dan berada di antara basa-basa DNA.
Dua
alternatif macam gel adalah poliakrilamida dan agarosa. Poliakrilamida
memiliki kapasitas resolusi yang lebih tinggi, tetapi gel poliakrilamida dapat
memisahkan DNA hanya dalam rentang ukuran DNA yang sempit. Jadi gel
poliakrilamida dapat memisahkan DNA satu sama lainnya yang berbeda ukurannya
hanya beberapa atau bahkan satu pasang basa saja tetapi pada molekul yang
berukuran beberapa ratus pasang basa saja (dibawah 1000 pasang basa). Gel
agarosa memiliki resolusi yang lebih rendah tetapi dapat memisahkan DNA yang
berukuran sampai puluhan kilo pasang basa.
DNA
yang berukuran sangat panjang tidak dapat melewati pori gel bahkan pori gel
agarosa. DNA yang sangat besar melewati matriks dengan satu ujung
bergerak lebih dulu sedang ujung lainnya mengikuti. Akibatnya DNA diatas
ukuran tertentu (30 -50 kb) bermigrasi dengan jarak yang sama sehingga tidak
dapat diamati pemisahannya. DNA yang sangat panjang ini dapat dipisahkan
satu sama lainnya dengan jika daerah listrik diaplikasikan dalam ‘pulses’ yang
berasal secara orthogonal satu sama lainnya. Teknik ini disebut
pulsed-field gel electrophoresis (PFGE).
Elektroforesis
juga digunakan untuk memisahkan RNA. Seperti juga DNA, RNA memiliki
muatan negative, tetapi molekul RNA merupakan molekul utas tunggal dan memiliki
struktur sekunder atau tersier. Untuk mengatasinya, RNA diberi perlakuan
dengan glyoxal yang bereaksi dengan RNA sehingga menghalangi pembentukan
pasangan basa. RNA yang ter-glyoxylasi tidak dapat membentuk struktur
sekunder atau tersier sehingga dapat bermigrasi dengan mobilitas yang
proporsional terhadap ukurannya. Elektroforesis juga digunakan untuk
memisahkan protein dengan prinsip yang sama.
Pemotongan
DNA dengan enzim restriksi Kebanyakan molekul DNA dalam sel berukuran lebih
besar dari yang diperlukan untuk analisa DNA di laboratorium. Jika akan
mempelajari gen secara individual atau mempelajari situs individual pada DNA,
molekul DNA berukuran besar di dalam sel harus dipotong ke dalam
fragmen-fragmen yang lebih kecil. Pemotongan DNA ini dilakukan dengan
menggunakan enzim endonuklease restriksi. Nuklease ini adalah enzim yang
memotong DNA pada tempat tertentu dengan cara mengenali urutan basa yang
spesifik
Enzim
restriksi yang digunakan dalam biologi molekuler umumnya mengenali urutan basa
yang pendek (4-8 bp) dan memotong pada posisi tertentu yang telah ditentukan
dalam urutan sekuens DNA tersebut. Contohnya adalah enzim EcoRI yang
ditemukan pada strain Escherichia coli dan merupakan enzim restriksi
yang pertama (I) ditemukan pada spesies ini. Enzim ini mengenali urutan DNA
5′-GAATTC-3′.
Jika
molekul DNA yang sama dipotong dengan enzim restriksi yang berbeda, misalnya
oleh HindIII yang mengenali urutan 6pb (5′-AAGCTT-3′), atau dipotong
dengan EcoRI, maka molekul DNA dipotong pada posisi yang berbeda dan
menghasilkan fragmen dengan ukuran yang berbeda (Gambar 4). Jadi sebuah
molekul akan menghasilkan sebuah seri karakteristik pola pemotongan DNA saat
dipotong dengan satu set enzim restriksi yang berbeda.
Enzim
restriksi jenis lain seperti Sau3A1 yang ditemukan pada bakteri Staphylococcus
aureus mengenali sekuens teramerik (4bp) dengan urutan 5′-GATC-3′ sehingga
enzim ini memiliki frekuensi yang lebih tinggi dalam memotong DNA, kira-kira
satu kali dalam 250bp. Di sisi lain terdapat enzim retriksi yang
mengenali sekuens oktamerik (8 bp) yaitu enzim NotI yang mengenali uruta
5′-GCGGCCGC-3′ dan rata-rata memotong hanya sekali dalam 65 kb.
Enzim
restriksi tidk hanya berbeda dalam urutan basa yang dikenali, tetapi juga pada
pada struktur hasil produk pemotongannya. Beberapa enzim seperti HpaI
menghasilkan produk dengan ujung tumpul, enzim lain seperti EcoRI, HindIII dan
PstI menghasilkan ujung lengket.
Hibridisasi
DNA untuk mengidentifikasi molekul DNA yang spesifik DNA yang telah
terdenaturasi memiliki kapasitas untuk bergabung kembali (untuk membentuk
kembali pasngan basa di antara utas komplementer). Hal ini menyebabkan
terjadinya pembentukan molekul hybrid saat homolog, DNA yang terdenaturasi dari
dua sumber yang berbeda bercampur satu sama lain dalam kondisi yang sesuai kekuatan
ion dan temperaturnya. Proses perpasangan basa antara polinukleotida utas
tunggal yang komplementer disebut hibridisasi.
Banyak
teknik yang tergantung pada ke-khas-an hibridisasi antara dua molekul DNA dari
sekuens yang komplementer. Sebagai contoh, hibridisasi merupakan dasar
untuk mendeteksi sekuens spesifik dalam campuran asam nukleat yang
kompleks. Dalam hal ini, satu molekul adalah ‘probe’ dari sekuens
tertentu (dapat berupa sekuens yang dimurnikan atau molekul DNA yang disintesis
secara kimia. Probe digunakan untuk mencari molekul yang memiliki sekuens
komplementer dalam campuran DNA. DNA probe harus dilabel, sehingga dapat
dengan mudah diketahui lokasinya saat telah menemukan sekuens
targetnya. Campuran yang telah ter=probe dipisahkan berdasarkan
ukuran pada gel atau didistribusikan sebagai perpustakaan klon (library of
clones).
Misalnya
genom yeast dipotong dengan enzim EcoRI dan peneliti ingin mengetahui ukuran
fragmen DNA yang mengandung gen yang diinginkan. Saat diwarnai dengan etidium
bromida, ribuan fragmen DNA yang dihasilkan dari pemotongan genom yeast dengan
enzim restriksi berjumlah terlalu banyak sehingga tidak dapat dipisahkan
menjadi ‘band’ DNA yang terpisah. Mereka tampak ‘smear’. Teknik
yang dianamakan Southern blot hybridization akan mengidentifikasi ukuran dari
fragmen tertentu di antara smear DNA. Gel edirendam dalam larutan alkamli
untuk mendenaturasikan double heliks. Fragmen ini kemudian ditransfer
dari gel ke membrane yang bermuatan positif tempat DNA akan terikat.
Setelah DNA tertransfer pada membran, membran diinkubasi dengan probe yang
mengandung sekuens DNA komplementer dengan sekuens yang diinginkan.
‘Probing’ dilakukan dalam kondisi konsentrasi garam dan temperature dekat
dengan kondisi denaturasi dan reanturasi asam nukleat. Dalam kondisi ini
DNA probe akan berhibridisasi dengan kuat hanya dengan komplementer yang tepat.
Media
film atau media yang sensitif terhadap cahaya atau elektron yang dikeluarkan
oleh DNA yang dilabel dapat mendeteksi lokasi probe berhibridisasi. Saat X-ray
film diekspos ke filter dan di-develop, maka akan menghasilkan autoradiogram
dengan pola terekspos sama dengan lokasi hybrid.
1. Kloning DNA
Kemampuan
molekul DNA membentuk rekombinan dan menjaganya dalam sel disebut kloning
DNA. Proses ini melibatkan vektor yang menjadi sarana DNA untuk
memperbanyak klon DNA dalam sel dan ‘insert DNA’ yang disisipkan di dalam
vector. Kunci untuk menghasilkan molekul DNa rekombinan adalah enzim
restriksi yang memotong DNA pada tempat spesifik dan enzim lain yang yang
menyambung DNA yang terpotong dengan DNA lain. Dengan menghasilkan
molekul DNA rekombinan yang dapat diperbanyak pada organisme inang, fragmen DNA
tertentu dapat dimurnikan dan diamplifikasi untuk menghasilkan produk dalam
jumlah besar.
a. Kloning DNA dalam
plasmid vektor
DNa dipotong dengan enzim restriksi, kemudian dimasukkan ke dalam
vektor untuk diperbanyak. Inang (host) yang umum digunakan untuk
memperbanyak DNA adalah bakteri E. coli.
b.
Vektor DNA memiliki tiga karakteristik yaitu:
a. Mengandung asal
replikasi (origin of replication) yang memungkinkan DNA bereplikasi
secara independen/bebas dari kromosom inang.
b. Mengandung marker
selektif yang menyebabkab sel yang membawa vector (termasuk DNA yang dibawa)
dapat diidentifikasi
c. Memiliki situs yang
unik/khas untuk satu atau lebih enzim restriksi. Hal ini menyebabkan
fragmen DNA dapat disisipkan pada tempat tertentu dalam vector sehingga
penyisipan tidak mengganggu kedua fungsi lainnya.
c. Vektor yang paling umum
berukuran kecil (kira-kira 3 kb) merupakan molekul DNA sirkular disebut
plasmid. Molekul ini biasanya ditemukan pada banyak bakteri. Pada
banyak kasus, DNA plasmid membawa gen resistensi terhadap antibiotika.
d. Memasukkan fragmen DNA
ke dalam vector pada dasarnya merupakan proses yang mudah. Misalnya
plasmid memiliki situs pengenalan untuk EcoRI, maka vector disiapkan dengan
memotongnya dengan Eco RI. Potongan DNA yang akan diklon kemudian disambungkan
dengan bantuan DNA ligase (Gambar 7).
B.
Sinteti Protein
Proses sintesis atau pembentukan protein
memerlukan adanya molekul RNA
yang merupakan materi genetik di dalam kromosom,
serta DNA sebagai pembawa sifat keturunan. Gen menspesifikasikan protein melalui transkripsi dan translasi.
i.
Prinsip-prinsip dasar transkripsi
dan translasi
Gen
menyediakan instruksi untuk membuat protein spesifik. Akan tetapi, gen tidak
membangun protein secara langsung. Jembatan antara DNA dan sintesis protein adalah asam nukleat RNA. RNA mirip dengan DNA secara kimiawi, hanya saja RNA mengandung gula ribosa sebagai
pengganti deoksiribosa dan mengandung basa bernitrogen urasil sebagai pengganti
timin. Dengan demikian, setiap nukleotida
di sepanjang untai DNA
mengandung A, G, C, atau T
sebagai basanya, sedangkan setiap nukleotida disepanjang untai RNA mengandung A, G, C, atau U sebagai basanya. Molekul RNA biasanya terdiri atas satu untai tunggal.
Dalam RNA atau DNA, monomer adalah keempat
tipe nukleotida, yang berbeda dalam kandungan basa benitrogen. Gen umumnya memiliki panjang yang
mencapai ratusan atau ribuan nukleotida; masing-masing gen mengandung sekuens
basa spesifik. Setiap polipeptida dari suatu protein juga mengandung
monomer-monomer yang tertata dalam urutan linear tertentu ( struktur primer
protein ), namun monomer-monomernya merupakan asam amino. Dengan demikian, asam
nukleat dan protein mengandung informasi yang tertulis dalam dua bahasa kimiawi
yang berbeda. Ini membutuhkan dua tahap utama dari DNA ke protein, yaitu transkripsi dan translasi.
a. Gen dan Protein
1. Gen
adalah urutan nukleotida tertentu dalam kromosom. Urutan nukleotida tersebut
berbeda-beda untuk setiap gen dan menentukan urutan asam amino pada protein.
2. Protein adalah suatu molekul
raksasa yang dibentuk dari asan amino yang mengikat satu dengan yang lain oleh
ikatan peptida sehingga merupakan rantai panjang.
3. Sistron adalah bagian ADN yang
memberi kode untuk satu rantai polipeptida. Namanya menunjukkan struktur gen
yang lebih halus. Satu gen (sistron) memberi kode untuk satu protein atau ensim
bila terbuat dari polipeptida tunggal. Beberapa protein (ensim) mempunyau dua
rantau polipeptida. Jadi dua sistron diperlukan untuk memberikan kode.
Proses sintesis atau pembentukan protein
memerlukan adanya molekul RNA
yang merupakan materi genetik di dalam kromosom,
serta DNA sebagai pembawa sifat keturunan. Gen menspesifikasikan protein melalui transkripsi dan translasi.
ii.
Prinsip-prinsip Dasar Transkripsi
dan Translasi
Gen
menyediakan instruksi untuk membuat protein spesifik. Akan tetapi, gen tidak
membangun protein secara langsung. Jembatan antara DNA dan sintesis protein adalah asam nukleat RNA. RNA mirip dengan DNA secara kimiawi, hanya saja RNA mengandung gula ribosa sebagai
pengganti deoksiribosa dan mengandung basa bernitrogen urasil sebagai pengganti
timin. Dengan demikian, setiap nukleotida
di sepanjang untai DNA mengandung
A, G, C, atau T sebagai basanya,
sedangkan setiap nukleotida disepanjang untai RNA mengandung A, G, C,
atau U sebagai basanya. Molekul
RNA biasanya terdiri atas satu untai tunggal.
Dalam RNA atau DNA, monomer adalah keempat
tipe nukleotida, yang berbeda dalam kandungan basa benitrogen. Gen umumnya memiliki panjang yang
mencapai ratusan atau ribuan nukleotida; masing-masing gen mengandung sekuens
basa spesifik. Setiap polipeptida dari suatu protein juga mengandung
monomer-monomer yang tertata dalam urutan linear tertentu (struktur primer
protein), namun monomer-monomernya merupakan asam amino. Dengan demikian, asam
nukleat dan protein mengandung informasi yang tertulis dalam dua bahasa kimiawi
yang berbeda. Ini membutuhkan dua tahap utama dari DNA ke protein, yaitu transkripsi dan translasi.
a.
Transkripsi
Transkripsi
adalah sintesis RNA dibawah
arahan DNA. Kedua asam nukleat
menggunakan bahasa yang sama, dan informasi hanya ditranskripsi, atau disalin,
dari satu molekul menjadi molekul lain. Selain menjadi cetakan untuk sintesis
untai komplementer baru saat replikasi DNA,
untai DNA juga bisa berperan
sebagai cetakan untuk merakit sekuens nukleotida RNA komplementer. Untuk gen pengode protein, molekul RNA yang dihasilkan merupakan
transkrip akurat dari instruksi pembangun protein yang dikandung oleh gen.
molekul RNA transkrip bisa
dikirimkan dalam banyak salinan. Tipe molekul RNA ini disebut RNA duta (messenger RNA, mRNA) karena mengandung
pesan genetik dari DNA ke
mekanisme penyintesis protein sel. Transkripsi
menghasilkan 3 macam RNA yaitu mRNA, tRNA, dan rRNA. mRNA (messenger
RNA) fungsinya membawa informasi DNA dari inti sel ke ribosom. Pesan-pesan ini
berupa triplet basa yang ada pada mRNA yang disebut kodon. Kodon pada mRNA
merupakan komplemen dari kodogen (agen pengode), yaitu urutan basa-basa
nitrogen pada DNA yang dipakai sebagai pola cetakan. Peristiwa pembentukan mRNA
oleh DNA di dalam inti sel, disebut transkripsi.
tRNA (RNA
transfer) fungsinya mengenali kodon dan menerjemahkan menjadi asam amino di
ribosom. Peran tRNA ini dikenal dengan nama translasi (penerjemahan). Urutan
basa nitrogen pada tRNA disebut antikodon. Bentuk tRNA seperti daun semanggi
dengan 4 ujung yang penting, yaitu: 1) Ujung pengenal kodon yang berupa triplet
basa yang disebut antikodon. 2) Ujung perangkai asam amino yang berfungsi
mengikat asam amino. 3) Ujung pengenal enzim yang membantu mengikat asam amino.
4) Ujung pengenal ribosom.
rRNA (RNA
Ribosom) fungsinya sebagai tempat pembentukan protein. rRNA terdiri dari 2 sub unit,
yaitu: 1) Sub unit kecil yang berperan dalam mengikat mRNA. 2) Sub unit besar
yang berperan untuk mengikat tRNA yang sesuai.
Transkripsi
terjadi di dalam sitoplasma dan diawali dengan membukanya rantai ganda DNA
melalui kerja enzim RNA polimerase. Sebuah rantai tunggal berfungsi sebagai
rantai cetakan atau rantai sense, rantai yang lain dari pasangan DNA ini
disebut rantai anti sense. Tidak seperti halnya pada replikasi yang terjadi
pada semua DNA, transkripsi ini hanya terjadi pada segmen DNA yang mengandung
kelompok gen tertentu saja. Oleh karena itu, nukleotida nukleotida pada rantai
sense yang akan ditranskripsi menjadi molekul RNA dikenal sebagai unit
transkripsi.
Transkripsi meliputi 3 tahapan, yaitu tahapan inisiasi, elongasi, dan
terminasi.
1.
Inisiasi (Permulaan)
Proses
replikasi dikenal daerah pangkal replikasi, pada transkripsi ini dikenal promoter, yaitu daerah DNA sebagai
tempat melekatnya RNA polimerase untuk memulai transkripsi. RNA polymerase
melekat atau berikatan dengan promoter, setelah promoter berikatan dengan
kumpulan protein yang disebut faktor
transkripsi. Kumpulan antara promoter, RNA polimerase, dan faktor
transkripsi ini disebut kompleks
inisiasi transkripsi. Selanjutnya, RNA polymerase membuka rantai ganda
DNA.
2.
Elongasi (Pemanjangan)
Setelah
membuka pilinan rantai ganda DNA, RNA polimerase ini kemudian menyusun untaian
nukleotida-nukleotida RNA dengan arah 5´ ke 3´. Pada tahap elongasi ini, RNA
mengalami pertumbuhan memanjang seiring dengan pembentukan pasangan basa
nitrogen DNA. Pembentukan RNA analog dengan pembentukan pasangan basa nitrogen
pada replikasi. Pada RNA tidak terdapat basa pirimidin timin (T), melainkan
urasil (U). Oleh karena itu, RNA akan membentuk pasangan basa urasil dengan
adenin pada rantai DNA. Tiga macam basa yang lain, yaitu adenin, guanin, dan
sitosin dari DNA akan berpasangan dengan basa komplemennya masing-masing sesuai
dengan pengaturan pemasangan basa. Adenin berpasangan dengan urasil dan guanin
dengan sitosin
3.
Terminasi (Pengakhiran)
Penyusunan
untaian nukleotida RNA yang telah dimulai dari daerah promoter berakhir di
daerah terminator. Setelah transkripsi selesai, rantai DNA menyatu kembali
seperti semula dan RNA polymerase segera terlepas dari DNA. Akhirnya, RNA
terlepas dan terbentuklah mRNA yang baru. Pada sel prokariotik, RNA hasil
transkripsi dari DNA, langsung berperan sebagai mRNA. Sementara itu, RNA hasil
transkripsi gen pengkode protein pada sel eukariotik, akan menjadi mRNA yang
fungsional (aktif) setelah melalui proses tertentu terlebih dahulu. Dengan
demikian, pada rantai tunggal mRNA terdapat beberapa urut-urutan basa nitrogen
yang merupakan komplemen (pasangan) dari pesan genetik (urutan basa nitrogen)
DNA. Setiap tiga macam urutan basa nitrogen pada nukleotida mRNA hasil
transkripsi ini disebut sebagai triplet
atau kodon.
b.
Translasi
Translasi
adalah sintesis polipeptida yang terjadi dibawah arahan mRNA. Selama tahap ini
terjadi perubahan bahasa. Sel harus menerjemahkan alias menstranslasikan
sekuens basa molekul mRNA menjadi sekuens asam amino polipeptida. Tempat
terjadinya translasi adalah ribosom, partikel-partikel kompleks yang
memfasilitasi penautan teratur asam amino menjadi rantai polipetida. Translasi
merupakan proses penerjemahan beberapa triplet atau kodon dari mRNA menjadi
asam amino-asam amino yang akhirnya membentuk protein. Urutan basa nitrogen
yang berbeda pada setiap triplet, akan diterjemahkan menjadi asam amino yang
berbeda.
Misalnya,
asam amino fenilalanin diterjemahkan dari triplet UUU (terdiri dari 3 basa
urasil), asam amino triptofan (UGG), asam amino glisin (GGC), dan asam amino
serin UCA. Sebanyak 20 macam asam amino yang diperlukan untuk pembentukan
protein merupakan hasil terjemahan triplet dari mRNA. Selanjutnya, dari
beberapa asam amino (puluhan, ratusan, atau ribuan) tersebut dihasilkan rantai
polipeptida spesifik dan akan membentuk protein spesifik pula.
Langkah-langkah pada proses translasi adalah sebagai
berikut:
a.
Inisiasi Translasi
Ribosom
sub unit kecil mengikatkan diri pada mRNA yang telah membawa sandi bagi asam
amino yang akan dibuat, serta mengikat pada bagian inisiator tRNA. Selanjutnya,
molekul besar ribosom juga ikut terikat bersama ketiga molekul tersebut
membentuk kompleks inisiasi. Molekul-molekul tRNA mengikat dan memindahkan asam
amino dari sitoplasma menuju ribosom dengan menggunakan energi GTP dan enzim.
Bagian ujung tRNA yang satu membawa antikodon, berupa triplet basa nitrogen.
Sementara, ujung yang lain membawa satu jenis asam amino dari sitoplasma.
Kemudian, asam amino tertentu tersebut diaktifkan oleh tRNA tertentu pula
dengan menghubungkan antikodon dan kodon (pengode asam amino) pada mRNA. Kodon
pemula pada proses translasi adalah AUG, yang akan mengkode pembentukan asam
amino metionin. Oleh karena itu, antikodon tRNA yang akan berpasangan dengan
kodon pemula adalah UAC. tRNA tersebut membawa asam amino metionin pada sisi
pembawa asam aminonya.
b.
Elongasi
Tahap
pengaktifan asam amino terjadi kodon demi kodon sehingga dihasilkan asam amino
satu demi satu. Asam-asam amino yang telah diaktifkan oleh kerja tRNA
sebelumnya, dihubungkan melalui ikatan peptida membentuk polipeptida pada ujung
tRNA pembawa asam amino. Misalnya, tRNA membawa asam amino fenilalanin, maka
anticodon berupa AAA kemudian berhubungan dengan kodon mRNA UUU. Fenilalanin
tersebut dihubungkan dengan metionin membentuk peptida. Melalui proses
elongasi, rantai polipeptida yang sedang tumbuh tersebut semakin panjang akibat
penambahan asam amino.
c.
Terminasi
Proses
translasi berhenti setelah antikodon yang dibawa tRNA bertemu dengan kodon UAA,
UAG, atau UGA. Dengan demikian, rantai polipeptida yang telah terbentuk akan
dilepaskan dari ribosom dan diolah membentuk protein fungsional.
Perbedaan Proses Transkripsi Dan
Translasi Pada Prokariotik Dan Eukariotik
Mekanisme
dasar transkripsi dan translasi mirip pada prokariotik dan eukariotik, namun
ada perbedaan penting dalam aliran informasi genetik pada sel-sel. Karena sel
prokariotik tidak memiliki nukleus, DNAnya tidak disegregasi dari ribosom dan
peralatan penyintesis protein lain. Ketiadaan segregasi ini memungkinkan
translasi mRNA dimulai saat transkripsi masih berlangsung. Sebaliknya, dalam
sel eukariotik, selaput nukleus memisahkan tempat dan waktu berlangsungnya
transkripsi dan translasi. Transkripsi terjadi di dalam nukleus, dan mRNA
ditranspor ke sitoplasma, tempat translasi terjadi.
Namun
sebelum bisa meninggalkan nukleus, transkrip RNA eukariotik dari gen pengode
protein dimodifikasi dalam berbagai cara untuk menghasilkan mRNA akhir yang
fungsional. Transkripsi gen eukariotik pengode protein menghasilkan pre-mRNA,
dan pemrosesan lebih lanjut menghasilkan mRNA akhir. Awal transkrip RNA dari
gen apapun, termasuk yang mengodekan RNA yang tidak ditranslasi menjadi
protein, secara umum disebut transkrip primer ( primary transcript ).
C.
Kode Genetik
Hubungan
antara urutan nukleotida pada ARN-pemindah (seperti yang ditentukan oleh ADN)
dan urutan asam amino pada molekul protein. Kode genetik menentukan
transformasi dari suatu urutan nukleotida menjadi urutan asam amino.
1. Kode Triplet
Kode
genetik terdiri dari tiga pasang nukleotida yang berurutan atau satu triplet.
Ini merukan kode yang mubasir (kelebihan) karena satu asam amino tertentu
ditentukan lebih dari satu (triplet) penelitian-penelitian menunjukkan empat
macam basa A, T, G, S, dengan kombinasi yang terdiri dari tiga basa dapat
memberi kode dupuluh macam asam amino utama.
2. Kode
Genetik
a. Kromosom
b. Reproduksi Sel
c. Penentuan Jenis kelamin
Lucky Lady Casino - Jacksonville - JT Hub
BalasHapusVisit the 의정부 출장안마 Lucky Lady casino website 수원 출장마사지 in Jacksonville, IN for exclusive promotions and fast payouts. Play 나주 출장안마 your favorite casino 통영 출장마사지 games and win 정읍 출장샵 big.