



BIOTEKNOLOGI
TENTANG
MEMBUAT TAPE BERAS KETAN HITAM dan budidaya tanaman
hidroponik (tomat)
Diajukan
Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Bioteknologi yang diampuh oleh Drs. I Wayan Suriada.

Oleh
:
Sri Endang Satriani
Saida porsan
santriani
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS SAMAWA
SUMBAWA BESAR
2013/2014
KATA
PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat
Allah Swt., karena atas limpahan rahmat, taufik serta hidayah_Nya. Sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Bioteknologi yang membahas tentang
“Membuat
Tape Beras Ketan Hitam dan Budidaya Tanaman Hidroponik (Tomat) ”,
sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Kedua kalinya ucapan terimakasih kami
sampaikan kepada kedua orang tua kami yang terus memberikan semangat atau
motivasi sehingga laporan praktikum ini dapat terselesaikan. Tak lupa pula
ucapan terimakasih kami ucapkan khususnya pada dosen pembimbing
“Drs. I Wayan Suriada” yang telah memberikan tugas dan arahan untuk
menyelesaikan laporan praktikum ini dan ucapan terimah kasih terakhir kami
ucapkan kepada segenap pihak yang ikut membantu dalam menyelesaikan laporan
praktikum ini.
Kami menyadari bahwa laporan praktikum
ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami mohon maaf apabila dalam
laporan praktikum ini terdapat
kekurangan atau kesalahan. Dan kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk memotivasi kami supaya lebih baik lagi.
Semoga laporan praktikum ini dapat
bermanfaat serta dapat menambah wawasan bagi kita semua. Amin
Sumbawa Besar, 07 Januari 2014
Penyusun,
i
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A.
LATAR
BELAKANG.................................................................... 1
B.
RUMUSAN
MASALAH................................................................. 2
C.
TUJUAN..........................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3
A.
TAPE BERAS
KETAN HITAM................................................ 3
B.
TANAMAN HIDROPONIK........................................................ 9
BAB III PENUTUP........................................................................................ 13
A. KESIMPULAN.............................................................................. 13
B. SARAN............................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tape merupakan makanan tradisional yang banyak dikonsumsi
oleh masyarakat Indonesia, Proses pembuatan tape melibatkan proses fermentasi
yang dilakukan oleh jamur Saccharomyces cerivisiae. Jamur ini
memiliki kemampuan dalam mengubah karbohidrat (fruktosa dan glukosa) menjadi
alcohol dan karbondioksida.
Selain Saccharomyces
cerivisiae, dalam proses pembuatan tape ini terlibat pulam mikrorganisme
lainnya, yaitu Mucor chlamidosporus dan Endomycopsis fibuligera.
Bertanam dengan sistem hidroponik, dalam dunia pertanian
bukan merupakan hal yang baru. Namun demikian hingga kini masih banyak
masyarakat yang belum tahu dengan jelas bagaimana cara melakukan dan apa
keuntungannya. Dalam kajian bahasa, hidroponik berasal dari kata hydro yang
berarti air dan ponos yang berarti kerja. Jadi, hidroponik memiliki pengertian
secara bebas teknik bercocok tanam dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan
nutrisi bagi tanaman, atau dalam pengertian sehari-hari bercocok tanam tanpa
tanah. Dari pengertian ini terlihat bahwa munculnya teknik bertanam secara
hidroponik diawali oleh semakin tingginya perhatian manusia akan pentingnya
kebutuhan pupuk bagi tanaman.
Hidroponik merupakan metode bercocok tanam tanpa tanah.
bukan hanya dengan air sebagai media pertumbuhannya, seperti makna leksikal
dari kata hidro yang berarti air, tapi juga dapat menggunakan
media-media tanam selain tanah seperti kerikil, pasir, sabut kelapa, zat
silikat, pecahan batu karang atau batu bata, potongan kayu, dan busa serta
arang.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat kita
simpulkan beberapa rumusan masalah, yaitu:
1. Bagaimana Cara Pembuatan Tape Beras Ketan Hitam?
2. Bagaimana Budidaya Tanaman Hidroponik (Tomat)?
C. TUJUAN
Adapun tujuan dalam pembuatan laporan praktikum ini sesuai
dengan tujuan di atas, antara lain:
1. untuk mengetahui Cara Pembuatan Tape Beras Ketan
Hitam
2. untuk mengetahui Budidaya Tanaman Hidroponik
(Tomat)
BAB
II
PEMBAHASAN
A. LAPORAN
PRAKTIKUM MEMBUAT TAPE BERAS KETAN HITAM

1. Judul : Membuat Tape Beras Ketan Hitam
2. Tujuan : Mengetahui cara membuat tape dengan
fermentasi
3. Alat dan Bahan : -
Panci Kukus - Beras Ketan Hitam - Kompor - Ragi Tape
- Dulang - Sendok
-
Tempat Tape - Air
- Bak
4. Cara Kerja :
1) Siapkan semua bahan.
2) Cuci hingga bersih beras ketan hitam, Lalu
rendam selama 2-3 jam (untuk mendapat hasil yang maksimal)

3) Masukkan air ke dalam panci sampai
kira – kira terisi seperempat lalu panaskan hingga mendidih.
4) Setelah air mendidih masukkan Beras ketan
hitam ke dalam
panci kukus, lalu kukus hingga beras ketan hitam ¾ matang.
5) Setelah matang, angkat beras ketan
hitam yang telah
¾ masak lalu taruh di suatu wadah (Dulang), kemudian didinginkan.

6) Tunggu sampai sudah benar – benar
dingin.
7) Setelah beras ketan
hitam benar –
benar dingin,
lalu taburi dengan ragi yang telah dihaluskan.


8) Taburi
tempat penyimpan tape dengan ragi, lalu masukkan tape kedalam tempat tersebut.

9) Beras ketan
hitam yang telah
diberi ragi ini kemudian dibuat bulat seperti telur.

10) Setelah
tempat penyimpanan tape sudah penuh,Taburi kembali ragi yang telah dihaluskan
tersebut, Lalu simpan di tempat yang harus benar – benar
tertutup agar mendapatkan hasil yang maksimal.


11) Diamkan selama 1-2 hari hingga sudah
terasa lunak dan manis. Saat itulah beras ketan hitam telah menjadi tape.

5. Hasil pengamatan :
Dibuat tanggal : Selasa, 07 Januari
2014
Selesai
: Kamis, 09 Januari 2014
Tekstur : Lembek, lembut
Warna : Hitam Pucat
Bau : Menyengat
Rasa : Manis
6. Pembahasan :
Kegagalan dalam pembuatan tape
biasanya dikarenakan enzim pada ragi Saccharomyces cereviceae tidak pecah
apabila terdapat udara yang mengganggu proses pemecahan enzim tersebut
Tape merupakan makanan
tradisional yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, Proses pembuatan
tape melibatkan proses fermentasi yang dilakukan oleh jamur
Saccharomyces cerivisiae. Jamur ini memiliki kemampuan dalam
mengubahkarbohidrat (fruktosa dan glukosa) menjadi alcohol dan karbondioksida
.Selain Saccharomyces
cerivisiae,dalam proses pembuatan tape ini terlibat pulam mikrorganisme
lainnya, yaitu Mucor chlamidosporus dan Endomycopsis fibuligera.
Kedua
mikroorganisme ini turut membantu dalam mengubah pati menjadi gula
sederhana(glukosa)
Menurut Gandjar, (2003) Proses
pembuatan Tape setelah melakukan penelitian selama tiga hari, tentang
pemanfaatan bioteknologi khususnya yaitu pembuatan tape mengunakan ragi.
Proses pembuatan tape beras ketan
hitam sebagai berikut.
1.
Penyiapan
Bahan Baku Seleksi
beras ketan hitam yang kualitasnya bagus. Beras ketan hitam yang digunakan
untuk pembuatan tape harus yang baru dan bersih supaya memberikan kualitas yang tidak diharapkan 2
Pemasakan dan Pendinginan Pemasakan menentukan tekstur dan penampakan produk
olahan tape yang akan dihasilkan
Pengukusan beras ketan hitam hingga matang akan menghasilkan
tekstur tapae yang lebih lembut dibandingkan dengan pengukusan ketan hitam yang
setengah matang akan menghasilkan tekstur tapei yang lebih keras
Pendinginan berfungsi untuk
mengontrol kondisi proses Pemasakan yang kurang akan merusak kehidupan
organisme dari inokulum yang diberikan Sementara, pendinginan yang terlalu
lama akan menyebabkan kontaminasi .Pengukusan beras ketan hitam dilakukan dalam
waktu kurang lebih 30 menit untuk melunakkan beras ketan hitam dan agar enzim
mikroba dapat bekerja dengan baik ketika Peragian. Proses peragian
bergantung dengan cara pencampuran beras ketan hitam dengan ragi.
Apabila pencampuran tidak baik akan menyebabkan fermentasi
kurang sempurna dan menimbulkan kerusakan. Ragi yang ditambahkan biasanya
kurang dari 1% atau 10 gram perkilogram
beras ketan hitam yang digunakan. 4 Fermentasi dan Penyimpanan. Fermentasi
yang baik dilakukan pada suhu 28-30ÛC dan membutuhkan waktu 45 jam.
Fermentasi dilakukan di dalam tempat penyimpanan tertutup
yang bersih, Fermentasi yang tertutup akan mencegah tejadinya
kontaminasi. Suhu berpengaruh kepada kecepatan fermentasi, meskipun suhu
yang lebih rendah dari 25ÛC akan menghasilkan produk dengan kadar alcohol yang
tinggi pada fermentasi 2x24 jam.
Tape dapat bertahan 2-3 hari bila di
fermentasi pada suhu kamar . Apabila fermentasi dalam suhu kamar
melebihi hasil yang didapatkan akan rusak.
Nama nama mikroorganisme yang terlibat dalam proses
pembutan tape beras ketan hitam adalah Chlamydomucor oryzae, Rhizopus oryzae,
Mucor sp.,Candida sp.,Saccharomyces cerevicae, Saccharomyces verdomanii,endomycopsis
fibulegera
Jenis
fermentasi dalam pembutan tape beras ketanhitam adalah: Berdasarkan tipe
kebutuhan akan oksigen yaitu tipe anaerobik yaitu fermentasi yang pada
prosesnya tidak memerlukan oksigen.
Berdasarkan sumber mikroorganisme proses fermentasi pada
tape yaitu:
fermentasi tidak spontan adalah fermentasi yang terjadi
dalam bahan pangan yang dalam pembuatannya ditambahkan mikrorganisme
dalam bentuk starter atau ragi, dimana mikroorganisme tersebut akan tumbuh
dan berkembang biak secara aktif merubah bahan yang difermentasi
menjadi produk yang diinginkan
Proses biokimia pada pembuatan tape singkong:
Perubahan biokimia yang penting pada
fermentasi tape adalah hidrolisis patimenajdi glukosa dan maltosa yang akan
memberikan rasa manis serta perubahan gulamenjadi alcohol dan asam organic. Reaksi dalam fermentasi
berbeda-beda tergantung pada jenis gula yangdigunakan dan produk yang
dihasilkan
Secara singkat, glukosa (C6H12O6)
yang merupakan gula paling sederhana , melalui fermentasi akan menghasilkan
etanol(2C2H5O H). Reaksi fermentasi ini dilakukan
oleh ragi, dan digunakan pada produksi makanan
7. Varibel
1. Variabel Manipulasi
Beras
Ketan hitam yang sudah diberi ragi disimpan dalam keadaan yang tertutup.
2. Variabel Respon
lama
proses fermentasi dan rasa yang dihasilkan.
3. Variabel Kontrol
Berupa
jenis beras ketan hitam, ragi, suhu ruangan.
B.
BUDIDAYA TANAMAN HIDROFONIK (TOMAT)
1. Klasifikasi Tanaman Tomat.
Kingdom : plantae
Divisi : magnoliophyta
Kelas : magnoliopsida
Ordo : solanales
Family : solanaceae
Genus : solanum
Spesies : Solanum iycopersicum L
2.
Hidroponik
Hidroponik adalah sebuah istilah
yang menaungi banyak macam metoda. Prinsip-prinsip dasar hidroponik dapat
diterapkan dalam macam cara, yang dapat disesuaikan dengan
persyaratan-persyaratan finansial maupun keterbatasan ruang pada tiap orang yang
ingin mengerjakannya. Metoda-metoda bercocok tanam hidroponik yang telah
dikembangkan selama 45 tahun ini, dapat dibagi menjadi beberapa kategori. Pada
metoda menggunakan air, tumbuh-tumbuhan ditanam semata-mata dalam air yang
dilengkapi dengan larutan zat makanan. Metoda yang menggunakan pasir menuntut
penanaman tumbuh-tumbuhan pada pasir yang disteril, ke dalamnya sejumlah air
dan larutan zat makanan dipompakan masuk. Metoda agregasi menggantikan pasir
dan dengan menggunakan serentetan material, seperti kerikil (Nicholls, 1996).
Cara pemberian pupuk yang umu
dilakukan dengan menabur ke tanah atau menyemprotkan ke daun. Akan tetapi, pada
hidroponik pupuk diberikan dalam bentuk larutan dan lebih dikenal dengan
istilah nutrien. Kandungan unsur hara yang dibutuhkan untuk tanaman hidroponik
tidak berbeda dengan tanaman di media tanah. Unsur hara yang dibutuhkan terdiri
dari unsur makro (N, P, K, Ca, Mg, dan S) dan unsur mikro (Mn, Cu, Mo, Zn, dan
Fe) (Palungkun, dkk, 1999).
Beberapa hal yang dapat menyebabkan
hidroponik gagal dan kurang subur adalah tanamannya belum mengalami adaptasi,
terjadi kesalahan dalam melakukan hidroponiknya. Contohnya batu apungnya kurang
bersih atau kurang steril dari garam-garam mineral dan pasir (Hasim, 1995).
Bila menggunakan metoda kultur
porous atau agregat biasanya harus disterilkan terlebih dahulu
kerikil-kerikilnya. Mensterilkannya adalah dengan cara jalan pemanasan atau
bisa pula dengan menyikatnya sampai bersih dengan menggunakan air sabun yang
hangat. Menggunakan media kultur porous ini tergolong mudah. Hanya saja bila
menggunakan media ini tanaman akan mudah kering, berarti kita harus rajin-rajin
menyiramnya (Lingga, 1999).
Media tanam hidroponik harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut, yaitu dapat menyerap dari penghantar air,
tidak mempengaruhi pH air, tidak mengubah warna, tidak mudah lapuk dan
membusuk. Media tanam kultur hidroponik dapat dibagi menjadi dua, yaitu media
tanam anorganik, contohnya batu apung yang berasal dari bebatuan larva gunung
berapi. Sifatnya ringan, sukar lapuk, tidak mempengaruhi pH, porous mudah
menyerap dan menyimpan air, serta mengalirkan air dalam jumlah yang banyak.
Batu apung terbaik untuk media tanam hidroponik perlu direkayasa menjadi sebesar
kerikil Fitter dan Hay, 1984).
Keuntungan bercocok tanam tanpa
media tanah adalah : 1.) produksi tanaman lebih tinggi dibandingkan menggunakan
media tanah biasa, 2.) lebih terbebas dari hama dan penyakit tanaman, 3.)
tanaman lebih cepat tumbuh dan penggunaan pupuk lebih hemat, 4.) bila ada
tanaman yang mati dapat langsung diganti dengan mudah dengan tanaman lain, 5.)
kualitas bunga, buah, dan daun lebih baik dan tidak mudah kotor, 6.)
keterbatasan ruang dan tempat bukanlah halangan (Lakitan, 2004).
3.
Waktu
dan Tempat
Pukul 08.00 Wita – sampai selsai pada
Tanggal 05 januari 2014, di Labuan Sumbawa Besar.
4. Bahan dan Alat
Alat :
1. Pot plastic (polibek)
2. Cetok atau alat pengaduk
3. Gelas ukur
4. Penggaris
Bahan :
1. Arang sekam
2. Pasir
3. Pupuk Urea
4. Air
5. Bibit Tomat
5. Cara Kerja
1). Masukan pasir dan sekam kedalam
polibek yang ukuran sedang.
2). Pasir dan sekam di aduk agar bisa
merata serta di beri pupuk urea.
3). Selanjutnya masukan bibit tanaman
tanaman tomat yang sudah dikeringkan terlebih dahulu kedalam polibek yang
berisi pasir dan sekam tadi.
4). Setelah itu siram dengan air media
yang telah di tanam tadi.
5). Selanjutnya tanaman harus diamati
setiap harinya.
6. Tabel Pengamatan
Hari
|
Perubahan tanaman
|
Ukuran
|
Minggu pertama
Minggu kedua
Minggu ke 3
|
Tanaman Tomat belum tumbuh.
Tumbuhan yang kecil-kecil
yang tumbuh didalam media tanaman tomat.
Tanaman tomat sama sekali tidak tumbuh.
|
----
------
--------
|
7. Pembahasan
Hidroponik
merupakan salah satu teknik penanaman yang cukup unik karena dimana media bukan
menggunakan tanah seperti penanaman tanaman yanng lalinnya, biasanya pada
hidroponok medianya adalah air meskipun ada media yang lain seperti arang yang
biasa digunakan.
Pada percobaan tanaman tomat
yang kami lakukan di Labuan tidak dapat tumbuh seperti yang kami harapkan,
sehigga tidak dapat kami mengamati secara lebih detail lagi dikarenakan tanaman
yang kami praktekan tidak dapat tumbuh.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Hidroponik adalah sebuah istilah
yang menaungi banyak macam metoda. Prinsip-prinsip dasar hidroponik dapat
diterapkan dalam macam cara, yang dapat disesuaikan dengan
persyaratan-persyaratan finansial maupun keterbatasan ruang pada tiap orang yang
ingin mengerjakannya. Alat dan bahan yang digunakan yaitu sekam, pasir air,
polibek, dan biji tomat yang sudah dikeringkan.
Pada ptaktikum yang kami lakukan
tanaman tomat tidak dapat tumbuh didalam media yang kami siapkan, sehingga kami
tidak dapat mengamati secara detail, dikarenakan tanaman tomat tidak tumbuh.
Pembuatan tape termasuk dalam bioteknologi konvensional
(tradisional) karena masih menggunakan cara-cara yang terbatas. Pada
proses pembuatan tape, jamur ragi akan memakan glukosa yang ada di dalam beras
ketan hitam sebagai makanan untuk pertumbuhannya, sehingga beras ketan hitam
akan menjadi lunak, jamur tersebut akan merubah glukosa menjadi alkohol.
Dalam pembuatan tape, ragi (Saccharomyces cereviceae) mengeluarkan enzim yang
dapat memecah karbohidrat pada beras ketan hitam menjadi gula yang lebih
sederhana. Oleh karena itu, tape terasa manis apabila sudah matang walaupun
tanpa diberi gula sebelumnya. Kegagalan dalam pembuatan tape biasanya
dikarenakan enzim pada ragi Saccharomyces cereviceae tidak pecah
apabila terdapat udara yang mengganggu proses pemecahan enzim tersebut.
B.
SARAN
Dengan terselesaikannya laporan praktikum ini, kami sebagai
penyusun mengharapkan agar laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.
DAFTAR
PUSTAKA
Lakitan.
2004 ( http// blogspot.com ) .diakses tanggal 25 januari 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar