



FISIOLOGI
TUMBUHAN
TENTANG
FOTOSINTESIS DAN UJI AMILUM SERTA ENZIM KATALASE
Diajukan
Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Fisiologi Tumbuhan II yang diampuh oleh Iin Gantihar S.Pd

Oleh
:
Sri Endang Satriani
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS SAMAWA
SUMBAWA BESAR
2013
KATA
PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat
Allah Swt., karena atas limpahan rahmat, taufik serta hidayah_Nya. Sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Fisiologi Tumbuhan II yang membahas
tentang “Fotosintesis dan Uji Amilum serta Enzim Katalase”,
sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Kedua kalinya ucapan terimakasih saya
sampaikan kepada kedua orang tua saya yang terus memberikan semangat atau motivasi
sehingga laporan praktikum ini dapat terselesaikan. Tak lupa pula ucapan
terimakasih saya ucapkan khususnya pada dosen
pembimbing “Iin Gantihar, S.Pd”
yang telah memberikan tugas dan arahan untuk menyelesaikan laporan praktikum
ini dan ucapan terimah kasih terakhir saya ucapkan kepada segenap pihak yang
ikut membantu dalam menyelesaikan laporan praktikum ini.
Saya menyadari bahwa laporan praktikum
ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu saya mohon maaf apabila dalam
laporan praktikum ini terdapat
kekurangan atau kesalahan. Dan saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk memotivasi saya supaya lebih baik lagi.
Semoga laporan praktikum ini dapat
bermanfaat serta dapat menambah wawasan bagi kita semua. Amin
Sumbawa Besar, 12 Desember 2013
Penyusun,
i
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A.
LATAR
BELAKANG.................................................................... 1
B.
RUMUSAN
MASALAH................................................................. 2
C.
TUJUAN..........................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3
A.
FOTOSINTESIS DAN UJI AMILUM ....................................... 3
B.
ENZIM KATALASE................................................................... 18
BAB III PENUTUP........................................................................................ 26
A. KESIMPULAN.............................................................................. 26
B. SARAN............................................................................................ 26
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Aktivitas
kehidupan di biosfer pada dasarnya digerakkan oleh tenaga dari cahaya
matahari. Secara sepintas memang tidak nampak hubungan cahaya matahari dengan
hewan yang dapat berlari dengan cepat. Namun apabila diteliti dengan cermat
akan diketahui bahwa tenaga untuk berlari itu berasal dari pemecahan
karbohidrat yang terkandung di dalam daun rerumputan yang dimakan oleh hewan
tersebut, dan karbohidrat yang dipecah berasal dari suatu reaksi kimia didalam
daun yang berlangsung dengan menggunakan energi cahaya matahari. Reaksi
pembentukan karbohidrat ini dinamakan fotosintesis.
Proses fotosintesis hanya
bisa dilakukan oleh tumbuhan yang mempunyai klorofil. Proses ini hanya akan
terjadi jika ada cahaya dan melalui perantara pigmen hijau daun yaitu klorofil
yang terdapat dalam kloroplas. Selain fotosintesis juga dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Kurangnya pengetahuan tentang proses fotosintesis dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya baik faktor internal maupun faktor eksternal
yang melatarbelakangi dilakukannya percobaan tentang fotosintesis ini.
Enzim katalase adalah salah satu jenis enzim yang
umum ditemui di dalam sel-sel makhluk hidup. Enzim katalase berfungsi untuk
merombak hydrogen peroksida yang bersifat racun yang merupakan sisa / hasil
sampingan dari proses metabolisme.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat kita
simpulkan beberapa rumusan masalah, yaitu:
1. Bagaimana Uji Amilum pada Daun Singkong?
2. Bagaimana Fotosintesis pada Tumbuhan Hibrila?
3. Bagaimana Enzim Katalase pada Hati Ayam?
C. TUJUAN
Adapun tujuan dalam pembuatan laporan praktikum ini sesuai
dengan tujuan di atas, antara lain:
1. untuk mengetahui Uji Amilum pada Daun Singkong.
2. untuk mengetahui Fotosintesis pada Tumbuhan Hibrila.
3. untuk mengetahui Enzim Katalase pada Hati Ayam
BAB
II
PEMBAHASAN
A. JUDUL
Fotosintesis
(Sachs dan Ingenhousz)
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Apakah Daun Tidak Berpotosintesis?
2.
Apakah Ada Hubungan Intesitas Cahaya
dengan Laju Reaksi?
C. TUJUAN
1. Melakukan uji
apakah cahaya daun tidak berfotosintesis
2. Mengetahui hubungan
intesitas cahaya dengan laju reaksi
D. HIPOTESIS
1. Daun akan
berfotosintesis bila mendapat cahaya matahari. Karena klorofil hanya akan
berfungsi bila ada cahaya matahari.
2. Semakin tinggi
intensitas cahaya maka akan semakin meningkat laju fotosintesis.
E.DASAR
TEORI
Fotosintesis berasal dari
kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang berarti penyusunan. Jadi
fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organik H2O dan CO2
menjadi senyawa organik yang kompleks yang memerlukan cahaya. Fotosintesis
hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang mempunyai klorofil, yaitu pigmen yang
berfungsi sebagai penangkap energi cahaya matahari. (Kimball, 2002)
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi)
dengan memanfaatkan energi cahaya. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari
energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi
sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga
berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi
melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof.
Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi)
menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. Cara lain yang ditempuh
organisme untuk mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh
sejumlah bakteri belerang.
(http://id.wikipedia.org/wiki/fotosintesis)
Menurut Stone (2004), reaksi fotosintesis dapat
diartikan bahwa enam molekul karobondioksida dan enam molekul air bereaksi
dengan bantuan energi cahaya matahari untuk dirubah menjadi satu molekul
glukosa dan enam molekul oksigen. Glukosa adalah molekul yang dibentuk sebagai
hasil dari proses fotosintesis yang di dalamnya tersimpan hasil konversi
energi cahaya matahari dalam bentuk ikatan-ikatan kimia penyusun molekul
tersebut. Glukosa merupakan senyawa karbon yang nantinya digunakan bersama
elemen-elemen lain di dalam sel untuk membentuk senyawa kimia lain yang sangat
penting bagi organisme tersebut, seperti DNA, protein, gula dan lemak. Selain
itu, organisme dapat memanfaatkan energi kimia yang tersimpan dalam ikatan
kimia di antara atom-atom penyusun glukosa sebagai sumber energi dalam
proses-proses di dalam tubuh.
Seperti organisme lainnya, tanaman tersusun
atas sel-sel sebagai unit dasar penyusun kehidupan tanaman. Sel-sel tanaman
mengandung struktur yang disebut kloroplas (Chloroplast) yang merupakan tempat
terjadinya fotosintesis. Kloroplas adalah organel khusus yang dimiliki oleh
tanaman, berbentuk oval dan mengandung klorofil (chlorophyll) yang dikenal
dengan zat hijau daun. Seluruh bagian tumbuhan yang merupakan struktur
berwarna hijau, termasuk batang dan buah memiliki kloroplas dalam setiap sel
penyusunnya. Namun secara umum aktifitas fotosintesis terjadi di dalam daun.
Michael W. Davidson dalam websetnya menyatakan bahwa kepadatan kloroplas di
permukaan daun suatu tanaman rata-rata sekitar satu setengah juta per
milimeter persegi.
Fotosintesis memiliki dua macam reaksi, yaitu
reaksi terang dan reaksi gelap. Selama reaksi terang, klorofil bersama dengan
pigmen-pigmen lain di dalam kloroplas menyerap energi cahaya matahari dan
mengkonversinya menjadi energi kimia yang disimpan dalam ikatan kimia penyusun
glukosa. Energi yang diserap merupakan energi kaya elektron yang nantinya akan
terlibat dalam serangkaian rantai reaksi yang disebut transpot elektron.
Menurut Stone (2004), air melalui reaksi terang akan dipecah (fotolisis)
menjadi proton, elektron dan O2. Proton dan elektron yang
dihasilkan dari pemecahan ini bergabung dengan senyawa aseptor elektron NADP+
(nikotinamide adenosine dinucleotide phosphate) membentuk NADPH. Beberapa
proton bergerak melalui membran kloroplas , dan energi yang dibentuk berupa
ATP (Adenosine triphospat). NADPH dan ATP adalah komponen yang masuk ke dalam
reaksi gelap (siklus Calvin), yang merubah molekul CO2 menjadi
molekul gula berantai karobon tiga. energi kimia hasil konversi dari energi
cahaya matahari tersimpan dalam senyawa karbon tersebut.
Karbohidrat merupakan
senyawa karbon yang terdapat di alam sebagai molekul yang kompleks dan besar.
Karbohidrat sangat beraneka ragam contohnya seperti sukrosa, monosakarida, dan
polisakarida. Monosakarida adalah karbohidrat yang paling sederhana.
Monosakarida dapat diikat secara bersama-sama untuk membentuk dimer, trimer
dan lain-lain. Dimer merupakan gabungan antara dua monosakarida dan trimer
terdiri dari tiga monosakarida (Kimball, 2002).
Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi,
untuk memperoleh makanan sebagai kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup,
tumbuhan tersebut harus melakukan suatu proses yang dinamakan proses sintesis
karbohidrat yang terjadi dibagian daun satu tumbuhan yang memiliki klorofil,
dengan menggunakan cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi
yang diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari
tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan
klorofil yang berada didalam daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari
karena klorofil hanya akan berfungsi bila ada cahaya matahari.(Dwidjoseputro,1986)
Pada tahun 1860, Sachs
membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum. Dalam percobaannya
tersebut ia menggunakan daun segar yang sebagian dibungkus dengan kertas timah
kemudian daun tersebut direbus, dimasukkan kedalam alkoholdan ditetesi dengan
iodium. Ia menyimpulkan bahwa warna biru kehitaman pada daun yang tidak
ditutupi kertas timah menandakan adanya amilum. (Malcome, 1990)
Organisasi dan fungsi suatu sel hidup bergantung pada
persediaan energi yang tak henti-hentinya. Sumber energi ini tersimpan dalam
molekul-molekul organik seperti karbohidrat. Untuk tujuan praktis,
satu-satunya sumber molekul bahan bakar yang menjadi tempat begantung seluruh
kehidupan adalah fotosintesis. Fotosintesis merupakan salah satu reaksi yang
tergolong ke dalam reaksi anabolisme. Fotosintesis adalah proses pembentukan
bahan makanan (glukosa) yang berbahan baku karbondioksida dan air.
Fotosintesis hanya dapat dilakukan oleh tumbuhan dan
ganggang hijau yang bersifat autotrof. Artinya keduanya mampu menangkap energi
matahari untuk menyintesis molekul-molekul organik kaya energi dari precursor
organik H2O dan CO2. Sementara itu, hewan dan manusia
tergolong heterotrof, yaitu memerlukan suplay senyawa-senyawa organik dari
lingkungan (tumbuhan) karena hewan dan manusia tidak dapat menyintesis
karbohidrat. Karena itu, hewan dan manusia bergantung pada organisme autotrof.
(http://metabolismelink.freehostia.com)
Fotosintesis terjadi di dalam kloroplas. Kloroplas
merupakan organel plastid yang mengandung pigmen hijau daun (klorofil). Sel
yang mengandung kloroplas terdapat pada mesofil daun tanaman, yaitu sel-sel
jaringan tiang (palisade) dan sel-sel jaringan bunga karang (spons). Di dalam
kloroplas terdapat klorofil pada protein integral membrane tilakoid. Klorofil
dapat dibedakan menjadi klorofil a dan klorofil b. klorofil a merupakan hijau
rumput (green grass pigment) yang mampu menyerap cahaya merah dan
biru-keunguan. Klorofil a ini sangat berperan dalam reaksi gelap fotosintesis.
Klorofil b merupakan pigmen hijau-kebiruan yang mampu menyerap cahaya biru dan
merah kejinggaan. Klorofil b banyak terdapat pada tumbuhan, ganggang hijau dan
beberapa bakteri autotrof.
Klorofil terdapat sebagai butir-butir hijau di dalam
kloroplas. Pada umumnya kloroplas itu berbentuk oval, bahan dasarnya disebut
stroma, sedang butir-butir yang terkandung di dalamnya disebut grana. Pada
tanaman tinggi ada dua macam klorofil, yaitu:
klorofil-a
: C55H72O5N4Mg, berwarna hijau tua
klorofil-b
: C55H70O6N4Mg, berwarna hijau muda
Rumus bangunnya berupa suatu cincin yang terdiri atas 4
pirol dengan Mg sebagai inti. Rumus bangun ini hamper serupa dengan rumus
bangun haemin (zat darah), di mana intinya bukan Mg melainkan Fe. Pada
klorofil; terdapat suatu rangkaian yang disebut fitil yang dapat terlepas
menjadi fitol C2H39OH, jika kena air (hidrolisis) dan
pengaruh enzim klorofilase. Fitol itu lipofil (suka asam lemak), sedangkan
biasanya disebut rangka porfin, sifatnya hidrofil (suka akan air).
(Dwidjoseputro, 1994:18)
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pembentukan klorofil:
1.
Faktor pembawaan. Pembentukan klorofil dibawakan oleh gen tertentu di dalam
kromosom.
2.
Cahaya. Terlalu banyak sinar berpengaruh buruk kepada klorofil. Larutan yang
dihadapkan kepada sinar kuat tampak berkurang hijaunya. Hal ini juag dapat
kita lihat pada daun-daun yang terus terkena kena sinar langsung warna mereka
menjadi hijau kekuning-kuningan.
3.
Oksigen
4.
Karbohidrat. Dengan tiada pemberian gula, daun-daun tersebut tak mampu menghasilkan
klorofil, meskipun faktor-faktor lain cukup.
5.
Nitrogen Magnesium. Besi yang menjadi bahan pembentuk klorofil merupakan suatu
condition sinc qua non (kehausan). Kekurangan akan salah satu dari
zat-zat tersebut mengakibatkan klorosis kepada tumbuhan.
6.
Air. Air merupakan faktor keharusan pula, kekurangan air mengakibatkan
desintegrasi dari klorofil seperti terjadi pada rumput dan pohon-pohonan di
musim kering.
7.
Unsur-unsur Mn, Cu, Zn, meskipun hanya di dalam jumlah yang sedikit sekali,
membantu pembentukan klorofil. Dengan tiada unsur-unsur itu, tanaman akan
mengalami klorosis juga.
8.
Temperatur antara 3o-48oC merupakan suatu kondisi yang
baik untuk pembentukan klorofil pada kebanyakan tanaman, akan tetapi yang
paling baik ialah antara 26o-30oC.
Berikut adalah beberapa faktor utama yang menentukan laju
fotosintesis:
- Intensitas cahaya
Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya. - Konsentrasi karbon dioksida
Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapt digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis. - Suhu
Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim. - Kadar air
Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis. - Kadar fotosintat (hasil
fotosintesis)
Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang. - Tahap pertumbuhan
Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan yang sedang berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa. Hal ini mungkin dikarenakan tumbuhan berkecambah memerlukan lebih banyak energi dan makanan untuk tumbuh.
Pada umumnya sel fotosintesis mengandung satu atau lebih pigmen
klorofil yang berwarna hijau. Berbagai sel fotosintesis lainnya seperti pada
ganggang dan bacteria, berwarna coklat, merah dan ungu. Hal ini disebabkan
oleh adanya pigmen lain di samping klorofil, yaitu pigmen pelengkap, seperti
karotenoid yang berwarna kuning, merah atau ungu dan fikobilin yang berwarna
biru atau merah (Muhammad Wirahadikusumah, 1985: 99)
Pada percobaaan Sachs, A daun yang sebagian
tertutup x, terkena sinar sepanjang hari. B daun tersebut setelah dipetik,
direbus, direndam dalam alcohol untuk melarutkan klorofilnya dan setelah itu
dicelup dalam larutan lugol. Bagian yang tertutup tampak putih (berarti tanpa
amilum), sedang daerah sekitarnya berwarna hitam yang menunjukkan adanya
amilum.
Jan Ingenhousz
merupakan orang yang pertama kali melakukan penelitian tentang fotosintesis
adalah Jan Ingenhousz (1730-1799). Ingenhousz memasukkan tumbuhan air Hydrilla
verticillata ke dalam bejana yang diisi air. Bejana gelas itu ditutup denagn
corong terbalik dan diatasnya di beri tabung reaksi yang diisi air hingga
penuh. Bejana itu diletakkan di terik matahari. Tak lama kemudian muncul gelembung
udara dari tumbuhan air tersebut. Gelembung udara tersebut menandakan adanya
gas. Setelah diuji ternyata adalah oksigen. Ingenhousz menyimpulkan
fotosintesis menghasilkan oksigen. (id.yahoo.answers.org)
Fotosintesis terjadi hanya di bagian hijau tanaman.
Untuk efisiensi fotosintesis harus daun tipis dan memiliki luas permukaan
besar. Ini membantu dalam penyerapan cahaya dan difusi gas, dan sarana untuk
mencegah kehilangan air yang berlebihan melalui stomata dan epidermis. Jumlah
besar kloroplas dalam sel-sel mesofil palisade menyediakan jaringan
fotosintetik utama. Ruang antara spons berbentuk tidak teratur di dalam
sel-sel mesofil daun izin difusi gas gratis. Turgor sel penjaga berubah
menjadi gas mengizinkan pertukaran dengan atmosfer. Kutikula pada berlapis
tunggal transparan epidermis atas dan bawah melindungi daun dari pengeringan
dan infeksi.
F. ALAT DAN BAHAN
Uji Amilum :
Alat:
1. Beker gelas 500 ml
2. Beker gelas 250 ml
3. Beker gelas 600 ml
4. Pinset
5. Penjepit kertas (klip)
6. Kaki Tiga
7. Kawat Kasa
8. Pembakar Spritus
9. Cawan Petri
Bahan:
1. Etanol 70%
2. Air/aquades
3. Yod KI/lugol
4. Tanaman berdaun lebar (singkong)
5. Kertas timah/Karbon
Uji Fotosintesis
Alat:
1. Gelas kimia 1000 ml
2. Tabung reaksi
3. Corong gelas
Bahan:
1. Tanaman Hydrilla sp.
2. Air
3. Kawat
4. Plastik Warna Merah
5. Plastik Warna Biru
6. Soda Kue
G. LANGKAH KERJA
Uji Amilum
1. Dua hari sebelum
praktikum, pasanglah kertas karbon pada selembar daun, Membungkus bagian atas dan
bawah daun tetapi hanyasebagian dari permukaan daun, selama 48 jam dengan
menggunakan klip kertas. Kemudian bawahlah daun tersebut kelaboratorium dan
jagalah agar tetapi segar dan utuh.
2. Siapkanlah
larutan etanol 70% pada tabung reaksi kira-kira 2/3-nya. Lalu pasanglah
pembakar spritus dengan kaki tiga dan kasa.
3. Rebuslah
daun tersebut digelas kimia 250 ml sampai layu. Lalu ambillah dengan pinset
dan masukkan kedalam etanol 70%
4. Siapkanlah
penangas air dengan gelas kimia 600 ml, lalu masukkan tabung reaksi berisi
daun kedalam penangas air selama beberapa menit sampai daunnya berwarna pucat.
Lalu ambillah dengan pincet dan letakkan pada cawan petri. Bilaslah dengan air
lalu tiriskan.
5. Aturlah
letak daun agar tidak terlipat, lalu tetesi selurugh permukaan daun dengan
larutan lugol.
6. Amatilah
Uji Fotosintesis
1. Susunlah
gelas kimia 1000 ml, corong, dan tabung reaksi seperti pada gam bar diatas,
Gunakan 3 buah kawat untuk menyangga corong atau corong diberi penggajal.
Pasanglah hidrilla pada batu pemberat. Masukkan alat dan hydrilla kedalam
ember berisi air. Rangkailah alat sampai seluruhnya berisi air tanpa gelembung
udara, lalu angkatlah. Jika tabung reaksi tidak stabil dapat menggunakan
statif, bosshead, dan klem untuk memegang tabung reaksi. Buat lah 5 set untuk
5 macam perlakuan, yaitu :
a.
Disimpan ditempat teduh
b.
Disimpan ditempat dengan cahaya matahari
c.
Disimpan ditempat degan cahaya matahari dan diberi
soda kue 0,5 sendok kue.
d.
Disimpan ditempat degan cahaya matahari dan ditutup
plastik warna merah.
e.
Disimpan ditempat degan cahaya matahari dan ditutup
plastik warna biru.
2. Biarkan
selama 20-30 menit.
3. Catatlah
hasil pengamatan
G. DATA HASIL PENGAMATAN
Kegiatan Uji Amilum
No.
|
Hasil Uji lugol
|
Keterangan
|
|
Gejala pada bagian daun yang ditutup
|
Gejala pada bagian daun yang tidak ditutup
|
||
1.
|
Berwarna putih pucat
|
Berwarna biru kehitaman
|
Bagian yang berwarna biru kehitaman menunjukkan adanya amilum,
sedangkan yang berwarna putih pucat menunjukkan tidak adanya amilum.
|
Kegiatan Uji Fotosintesis
No
|
Perlakuan
|
Keadaan Gelembung O2 pada Tabung Reaksi
|
1
|
Ditempat Teduh
|
Tidak Ada
|
2
|
Ditempat dengan cahaya Matahari
|
Banyak
|
3
|
Ditempat dengan cahaya Matahari dan diberi soda
0,5 sendok the
|
Banyak Sekali
|
4
|
Ditempat dengan cahaya Matahari dan ditutup
plastik warna merah
|
Sedikit
|
5
|
Ditempat dengan cahaya Matahari dan ditutup
plastik warna Biru
|
Sedikit Sekali
|
H. ANALISA DATA DAN KESIMPULAN
Praktikum kali ini berjudul fotosintesis. Fotosintesis
berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang berarti
penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organik H2O
dan CO2 menjadi senyawa organik yang kompleks yang memerlukan
cahaya. Fotosintesis hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang mempunyai
klorofil, yaitu pigmen yang berfungsi sebagai penangkap energi cahaya
matahari. (Kimball, 2002)
Di dalam praktikum fotosintesis ini terdapat
dua kegiatan yaitu uji Amilum pada daun singkong dan fotosintesis pada
tumbuhan hydrilla sp.
1. Uji Amilum
Pada uji amilum ini bertujuan melakukan uji
apakah tanpa cahaya daun tidak berfotosintesis. Adapun alat dan bahan yang
digunakan diantaranya adalah beker gelas 500 ml, beker gelas 250 ml, pinset,
pemanas, penjepit kertas (klip), etanol 70%, air/aquades, Yod KI/lugol,
tanaman berdaun lebar (daun singkong), dan kertas timah. Pada pagi hari
sebelum praktikum, sebagian daun tanaman yang sehat ditutup dengan kertas
timah, dan dijepit dengan sebuah klip. Setelah terkena cahaya matahari selama
48 jam, daun itu kemudian dipetik. Kemudian daun dimasukkan dalam pada beker
gelas yang berisi larutan etanol 70% yang dipanaskan di alat pemanas di sekitar
air yang mendidih selama beberapa saat (5menit). Daun dimasukkan dalam alcohol
agar klorofil larut sehingga daun menjadi pucat. Daun yang digunakan kelompok
untuk percobaan sulit larut klorofilnya. Hal ini disebabkan ketebalan daun dan
larutan yang digunakan hanya alcohol yang kadarnya kurang keras untuk dapat
melarutkan klorofil pada daun yang tebal. Data percobaan menggunakan data
kelas, karena hanya ada satu kelompok yang berhasil dalam percobaan ini. Daun
yang digunakan kelompok tersebut adalah daun tanaman singkong. Setelah
beberapa menit, daun tersebut ditiriskan dan ditempatkan pada sebuah cawan.
Daun tersebut lalu ditetesi dengan larutan Yod-KI atau lugol sehingga terjadi
perubahan warna.
Pada percobaan digunakan larutan lugol yang
bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya amilum pada daun tersebut. Jika
terdapat amilum maka pada bagian daun yang ditetesi lugol akan berubah warna
menjadi biru kehitaman. Pada saat daun ditetesi dengan iodin bagian yang
sebelumnya tertutup oleh kertas timah tetap pucat, sedangkan yang tidak
tertutup warnanya menjadi biru kehitaman. Sehingga dapat dikatakan bahwa pada
bagian daun yang tidak ditutupi kertas timah terdapat amilum, sedangkan pada
bagian daun yang ditutupi kertas timah tidak terdapat amilum.
Amilum merupakan salah satu hasil dari proses
fotosintesis, yang berarti pada bagian daun yang terkena cahaya matahari
terjadi proses fotosintesis, sedangkan pada daun yang tidak terkena cahaya
matahari tidak terjadi proses fotosintesis. Hal ini sesuai dengan
percobaan yang dilakukan oleh Sachs pada tahun 1860. Sachs
membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum. Dalam percobaannya
tersebut ia menggunakan daun segar yang sebagian dibungkus dengan kertas timah
kemudian daun tersebut direbus, lalu dimasukkan kedalam alkohol dan ditetesi
dengan iodium. Ia menyimpulkan bahwa warna biru kehitaman pada daun yang tidak
ditutupi kertas timah menandakan adanya amilum (Malcome, 1990).
Fotosintesis adalah proses
sintesis untuk menghasilkan makanan yang dilakukan oleh tumbuhan hijau dengan
bantuan cahaya matahari. Dari percobaan ini juga dibuktikan bahwa hanya pada
daun yang berklorofil dan terkena cahaya yang dapat melakukan ”memasak” atau
fotosintesis. Hal ini sesuai dengan literatur tentang fotosintesis oleh Dwidjoseputro(1986) :
bahwa tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan
sebagai kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus
melakukan suatu proses yang dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi
di bagian daun satu tumbuhan yang memiliki klorofil, dengan menggunakan cahaya
matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tumbuhan
untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan mampu
melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan klorofil yang berada didalam
daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena klorofil hanya akan
berfungsi bila ada cahaya matahari. (Dwidjoseputro, 1986)
Adapun variabel pada percobaan ini antara lain
Variabel bebas : Perlakuan daun singkong yang
terkena cahaya matahari dengan tidak terkena cahaya matahari /ditutup timah.
Variabel kontrol : Alat dan bahan berupa : Beker gelas 500 ml, Beker
gelas 250 ml, Beker gelas 600 ml, Pinset, Penjepit kertas
(klip), Kaki Tiga, Kawat Kasa, Pembakar
Spritus, Cawan Petri, Etanol 70%, alkohol, Air/aquades,
Yod KI/lugol, Tanaman
berdaun lebar (singkong),Kertas timah/Karbon.
Variabel terikat : Hasilnya yaitu Amilum
2.Uji Fotosintesis Hydrilla
Pada uji fotosintesis hydrilla ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan intensitas cahaya dengan laju fotosintesis. Adapun
alat dan bahan yang digunakan diantaranya adalah gelas kimia 1000 ml, tabung
reaksi, corong gelas, tanaman Hydrilla, air, dan kawat. Pada percobaan
ini digunakan 5 batang tanaman Hydrilla dengan panjang yang sama.
Daun-daun Hydrilla tersebut diikat menjadi satu kemudian bagian atasnya
ditutup dengan tabung reaksi. Setelah rakitan alat telah siap, satu rakitan
alat tersebut ditempatkan di tempat yang terkena sinar matahari, satu rakitan
ditempatkan di tempat yang terkena sinar matahari dan diberi soda kue, satu
rakitan ditempatkan di tempat yang terkena sinar matahari dan ditutup plastik
warna merah, satu rakitan ditempatkan di tempat yang terkena sinar matahari
dan ditutup plastik warna biru sedangkan
satu rakitan lagi ditempatkan di tempat yang tidak terkena sinar atau gelap.
Hal ini bertujuan untuk membandingkan laju fotosintesis pada tanaman yag
terkena sinar matahari dan tidak terkena sinar matahari. Perbedaan
yang tampak dari keduanya adalah jumlah gelembung yang dihasilkan.
Adapun variabel pada percobaan ini antara lain:
Variabel bebas : Perlakuan pada tanaman Hydrilla yang berada ditempat teduh, ditempat kena
cahaya matahri, ditempat kena cahaya matahari dan ditutup plastik merah,
ditempat kena cahaya matahari dan ditutup plastik biru serta ditempat kena
cahaya matahari dan diberi soda kue.
Variabel
kontrol : Alat dan bahan
berupa : Gelas kimia 1000 ml, Tabung
reaksi, Corong
gelas, Tanaman Hydrilla sp., Air, Kawat, Plastik Warna Merah, Plastik
Warna Biru, Soda Kue.
Variabel terikat
: Hasilnya yaitu : Banyaknya gelembung udara.
B.LAPORAN PRAKTIKUM ENZIM KATALASE PADA
HATI AYAM
A.
JUDUL
ENZIM KATALASE PADA
HATI AYAM
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Berapakah
kali enzim katalase dapat
bekerja secara baik?
2. Adakah
pengaruh perbedaan konsentrasi hati ayam dan larutan H2O2
pada kinerja enzim katalase?
3. Adakah Pengaruh suhu terhadap enzim katalase?
C.
TUJUAN
1. Membandingkan
pengaruh hati ayam yang sudah dipakai dengan hati ayam belum dipakai berkaitan
dengan enzim katalase
2. Membandingkan
pengaruh perbedaan konsentrasi hati ayam dan larutan H2O2
3. Membandingkan
pengaruh perbedaan suhu pada kinerja enzim katalase pada hati ayam.
D.
HIPOTESIS
1. Enzim katalase banyak terdapat pada hati ayam
2. Enzim sangat dipengaruhi oleh suhu
3. Enzim katalase dapat dipake berulang-ulang
E. DASAR TEORI
A.
ENZIM
Enzim
adalah protein yang berperan sebagai katalis dalam metabolisme makhluk hidup.
Enzim berperan untuk mempercepat reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh
makhluk hidup, tetapi enzim itu sendiri tidak ikut bereaksi. Oleh sebab itu
enzim disebut sebagai salah satu katalisator alami. Enzim terdiri dari apoenzim
dan gugus prostetik. Apoenzim adalah bagian enzim yang tersusun atas protein.
Gugus prostetik adalah bagian enzim yang tidak tersusun atas protein. Gugus
prostetik dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu koenzim (tersusun dari bahan
organik) dan kofaktor (tersusun dari bahan anorganik).
Enzim
tak hanya ditemukan dalam sel-sel manusia dan hewan, namun sel-sel tumbuhan
juga memiliki enzim sebagai salah satu komponen metabolismenya. Enzim katalase
merupakan salah satu enzim yang terdapat pada tumbuhan. Enzim diproduksi oleh
peroksisom dan aktif dalam melakukan reaksi oksidatif bahan-bahan yang dianggap
toksik oleh tanaman, seperti hidrogen peroksida (H2O2).
Enzim katalase termasuk ke dalam golongan desmolase, yaitu enzim yang dapat
memecahkan ikatan C-C atau C-N pada substrat yang diikatnya
(http://id.wikipedia.org).
Cara
kerja enzim dapat dijelaskan dalam dua teori, yaitu: Teori kunci dan gembok
(enzim bekerja sangat spesifik. Enzim dan substrat memiliki bentuk geometri
komplemen yang sama persis sehingga bisa saling melekat) dan teori ketepatan
induksi (enzim tidak merupakan struktur yang spesifik melainkan struktur yang
fleksibel. Bentuk sisi aktif enzim hanya menyerupai substrat. Ketika substrat
melekat pada sisi aktif enzim, sisi aktif enzim berubah bentuk untuk menyerupai
substrat). Namun dalam implementasinya, teori pertama yang dianggap paling
sesuai dalam menjelaskan cara kerja enzim (http://fionaangelina.com).
B.
ENZIM KATALASE
Enzim katalase adalah salah satu jenis enzim yang
umum ditemui di dalam sel-sel makhluk hidup. Enzim katalase berfungsi untuk
merombak hydrogen peroksida yang bersifat racun yang merupakan sisa / hasil
sampingan dari proses metabolisme.
Apabila H2O2 tidak diuraikan
dengan enzim ini, maka akan menyebabkan kematian pada sel-sel. Oleh sebab itu,
enzim ini bekerja dengan merombak H2O2 menjadi substansi
yang tidak berbahaya, yaitu berupa air dan oksigen. Selain bekerja secara
spesifik pada substrat tertentu, enzim juga bersifat termolabil (rentan
terhadap perubahan suhu) serta merupakan suatu senyawa golongan protein.
Pengaruh temperature terlihat sangat jelas, karena dapat merusak enzim dan
membuatnya terdenaturasi seperti protein kebanyakan.
Enzim katalase termasuk enzim hidroperoksidase, yang
melindungi tubuh terhadap senyawa-senyawa peroksida yang berbahaya. Penumpukan
senyawa peroksida dapat menghasilkan radikal bebas, yang selanjutnya akan
merusak membrane sel dan kemungkinan menimbulkan penyakit kanker serta
arterosklerosis. Enzim Katalase memiliki kemampuan untuk inaktivasi hydrogen
peroksida.
Senyawa
H2O2 dihasilkan oleh aktivitas enzim oksidase. H2O2
berpotensi membentuk radikal karena membentuk OH- .
Enzim
katalase merupakan hemoprotein yang mengandung 4 gugus hem.
Aktivitas
enzim katalase :
1.
Aktivitas peroksidase, mengoksidasi senyawa yang analog dengan substrat
2.
Aktivitas katalase, enzim ini mampu menggunakan satu molekul H2O2
sebagai substrat atau donor electron dan molekul H2O2
yang lain sebagai oksidan atau akseptor electron.
2
H2O2 + enzim katalase à 2 H2O
+ O2
Enzim
katalase dapat ditemukan di darah, sumsum tulang, membrane mukosa, ginjal dan
hati.
C.
DERAJAT KEASAMAN (pH)
Enzim menjadi nonaktif jika
diperlakukan pada asam dan basa yang sangat kuat. Sebagian besar enzim
bekerja paling efektif pada kisaran pH lingkungan yang sedikit sempit (pH =
±7). Di luar pH optimal, kenaikan atau penurunan pH menyebabkan penurunan
aktivitas enzim dengan cepat.
D.
Suhu
Enzim menjadi rusak bila suhunya terlalu tinggi atau
rendah. Hal ini disebabkan karena enzim memiliki sifat termolabil (tidak
tahan panas). Protein akan mengental atau mengalami koagulasi bila suhunya
terlalu tinggi (panas).
Peningkatan
suhu diatas suhu optimum menyebabkan putusnya ikatan hydrogen dan ikatan lain
yang merangkai molekul enzim, sehingga enzim mengalami denaturasi. Denaturasi
adalah rusaknya bentuk tiga dimensi enzim yang menyebabkan enzim tidak dapat
lagi berikatan dengan substratnya.
E.
Konsentrasi Enzim
Konsentrasi enzim katalase juga mempengaruhi
kecepatan reaksi. Semakin besar konsentrasi enzim katalase, semakin cepat pula
reaksi yang berlangsung. Dengan kata lain, konsentrasi enzim berbanding lurus
dengan kecepatan reaksi.
F.
Konsentrasi substrat
Bila konsentrasi enzim dalam keadaan tetap,
kecepatan reaksi akan meningkat dengan adanya peningkatan konsentrasi substrat.
Namun, apada saat semua sisi aktif semua enzim bekerja, penambahan substrat
tidak dapat meningkatkan kecepatan reaksi enzim.
F.ALAT DAN BAHAN
Alat:
1. Tabung
reaksi
2. Baker gelas
3. Gelas
ukur
4. Korek
api
5. Silet/Cater
6. Pemanas spritus
7. Penjepit tabung reaksi
8. Kaki 3
9. Kawat kasa
10. Spatula
11. Pipet Kaca
12. Termometer
Bahan:
1. Hati ayam
2. Lemak ayam
3. Ampela Ayam
4. Buah Apel
5. BLarutan NaOH
6. Larutan
HCl
7. Larutan
H2O2
8. Air
panas 60oc
9. Air
dingin 10oc
G. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan
alat dan bahan
2. Memotong
kecil-kecil hati ayam, lemak, ampela dan buah apel, Lalu memasukkannya kedalam
tabung reaksi masing-masing
dengan bantuan spatula bila tersumbat.
Ada 4 perlakuan dalam praktikum ini yaitu :
a. Mereaksikan
larutan H2O2_Hati
Mengamati gelembung udara yang terbentuk
b. Mereaksikan
larutan H2O2+Hati
yang sydah dipakai Mengamati gelembung
udara yang terbentuk
c. Mereaksikan
larutan H2O2+Lemak,
Ampela, Buah Mengamati gelembung udara yang
terbentuk
d. Mereaksikan
larutan H2O2+Hati
Dipanaskan Mengamati gelembung
udara yang terbentuk
e. Mereaksikan
larutan H2O2+Hati
Didinginkan Mengamati
gelembung udara yang terbentuk
3.
Mencatat hasil reaksi
H. DATA HASIL PENGAMATAN
ENZIM KATALASE
Praktek
|
Kegiatan
|
Yang
Terjadi
|
Gelembung
Gas
|
1
|
H2O2+Hati
|
Gas
yang terbentuk berupa oksigen, Suhu menjadi panas
|
Banyak
Sekali
|
2
|
H2O2+Hati
yang sudah dipakai
|
Masih
ada Reaksi, Suhu menjadi panas, tetapi kecepatan gelembung lambat.
|
Banyak
|
3
|
a.
H2O2+Lemak
b.
H2O2+Ampela
c.
H2O2+Apel
|
a.
Kecepatan Lambat
b.
Kecepatan Lambat
c.
Tidak ada Reaksi
|
a.
Sedikit
b.
Sedikit
c.
Tidak Ada
|
4
|
H2O2+
Hati dipanaskan
|
Tidak
terjadi reaksi apa-apa
|
Tidak
Ada
|
5
|
H2O2+Hati
didinginkan
|
Ada
sedikit reaksi
|
Sedikit
Sekali
|
I. ANALISA DATA
DAN KESIMPULAN
Pada praktikum kali ini kita
menggunakan hati ayam sebagai bahan percobaan, karena hati ayam banyak
mengandung enzim katalase. Hasil dari percobaan yang terdapat pada tabung
reaksi adalah gelembung yang mengandung gas oksigen.
1. 1 potong hati ayam +H2O2
Saat larutan H2O2 dimasukkan,
terjadi pembentukan gelembung-gelembung udara banyak. Hal itu membuktikan bahwa
di dalam hati ayam yang masih segar terdapat banyak peroksisom sehingga
menghasilkan enzim katalase dalam jumlah banyak. Enzim katalase ini kemudian
menguraikan senyawa hydrogen peroksida menjadi air dan oksigen. Dengan
gelembung-gelembung udara yang terbentuk membuktikan bahwa enzim katalase dapat
menguraikan senyawa hydrogen peroksida menjadi H2O.
2. 1
potong hati ayam Yang sudah dipakai+H2O2
Dihasilkan gelembung dalam kategori sedikit kurang
dibandingkan dengan percobaan awal dan reaksinya juga sedikit lambat hal ini
karenakan hati ayam tersebut sudah perna digunakan tetapi dalam hal ini enzim
katalase dapat dipakai berulang-ulang.
3. 1 potong( lemak,Ampela, Apel)+H2)2
Dihasilkan gelembung dalam kategori sedikit pada lemak
dan ampela namun pada apel tidak ada. Hal tersebut disebabkan pada lemak dan
ampela terdapat enzim katalase tetapi dalam jumlah yang minim sedangkan tidak
adanya reaksi pada apel dikarenakan enzim katalase tidak ada yang berada di
buah apel.
4. 1 Potong Hati Ayam Dipanaskan +H2O2
Tidak dihasilakan gelembung dikarenakan enzim
mengalami Denaturasi. Denaturasi merupakan rusaknya bentuk tiga dimensi enzim
yang menyebabkan enzim tidak dapat lagi berikatan dengan substratnya sehingga
aktivasi enzim menurun atau hilang.
5. 1 Potong Hati Ayam
Didinginkan+H2O2
Dihasilkan gelembung dalam jumlah sangat sedikit
sekali. Hal ini menunjukkan bahwa enzim sangat dipengaruhioleh suhu. pada suhu
yang lebih tinggi kecepatan senyawa hydrogen peroksida meningkat, sehingga saat
bertumbukan dengan enzim, energy molekul hydrogen peroksida berkurang.
Pada
percobaan kali ini yang menjadi variable percobaan adalah:
Variabel bebas :
Perlakuan pada Hati ayam, Lemak, Ampela dan Buah
Variabel control :
Alat dan Bahan berupa : Tabung reaksi, Baker gelas, Gelas
ukur, Korek
api, Silet/Cater, Pemanas
spritus, Penjepit
tabung reaksi, Kaki
3, Kawat
kasa, Spatula, Pipet
Kaca, Termometer, Hati
ayam, Lemak
ayam, Ampela
Ayam, Buah
Apel, BLarutan
NaOH, Larutan
HCl, Larutan
H2O2 , Air panas 60oc,Air
dingin 10oc.
Variabel terikat : Hasilnya
yaitu : Banyak tidaknya gelembung yang ada pada perlakuan H2O2+Hati, H2O2+Hati
sudah dipakai, H2O2+Hati yang dipanaskan, H2O2+Hati yang didinginkan,
H2O2+Lemak,ampela, dan Apel.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Pada kegiatan UJI Amilum, jika
tanpa
cahaya daun tidak melakukan fotosintesis. Hal ini ditandai dengan bagian daun
yang ditutup tidak mengandung zat karbohidrat. Zat karbohidrat hanya dihasilkan
pada bagian daun yang terkena cahaya matahari karena bagian daun yang terkena
cahaya matahari dapat melakukan fotosintesis.
Pada kegiatan
Fotosintesis Tanaman Hydrilla, Intensitas cahaya matahari berpengaruh terhadap laju
fotosintesis. Hal ini ditandai dengan jumlah produksi gelembung
yang dihasilkan oleh Hydrilla yang terkena cahaya matahari langsung lebih
banyak jika dibandingkan dengan yang tidak terkena cahaya matahari langsung.
Hati ayam mengandung banyak enzim
katalase, ekstrak hati sangat baik dalam penguraian H2O2
terbukti dengan banyaknya gelembung udara saat percobaan. Sedangkan lemak, dan
ampela mengandung enzim katalase juga, namun tidak sebanyak yang terkandung
dalam hati dan juga apel tidak mengandung enzim katalase.
Enzim katalase banyak terdapat pada hati ayam. Enzim katalase dapat digunakan
berulang-ulang tetapi enzim katalase dapat dipengaruhi oleh suhu.
B.
SARAN
Dalam penyusunan Laporan Praktikum ini, Saya
menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang perlu ditambah dan diperbaiki. Untuk
itu saya
mengharapkan inspirasi dan kritik dari para pembaca dalam hal membantu
menyempurkan laporan praktikum ini. Untuk terakhir kalinya saya berharap
agar dengan hadirnya laporan praktikum ini akan memberikan sebuah perubahan
khususnya dunia pendidikan, dalam mengetahui tentang Fotosintesis dan Uji
Amilum serta Enzim Katalase.
DAFTAR
PUSTAKA
Camphell,Neil A.2000.Biologogi Edisi Kelima-Jilid 1.Jakarta:Erlangga
Dwidjoseputro.1994.Pengantar Fisiologi Tumbuhan.Jakarta:Gramedia
Pustaka Utama
Jumin, Hasan Basri.1992.Ekologi Tanaman.Jakarta:Rajawali Press
Kimball, John W.1998.Biologi Jilid 1.Jakarta:Erlangga
Wirahadikusumah, Muhammad.1985.Biokimia Metabolisme Energi Karbohidrat
dan Lipid.Bandung:ITB Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar